Friday, January 28, 2005

Mengoyak Arus Metanarasi

“ METANARASI ? apaan tuh? Kalo Megang Terasi sama ngulek sambel sih gue paham banget ”

“Saya sempat bingung metanarasi itu apa ?? kok kalimat ini keluar begitu saja ketika usai saya berbincang bincang dengan seorang rekan . . . “

Apaan sih ?

Ternyata gak sesimpel pengertian kedua kalimat yang di sambungkan tersebut.

Metanarasi, istilah ideologis besar dan tematik yang mendominasi kepentingan jaman (?)

Bersumber dari tulisan Dominic Strinati, metanarasi , menjadi istilah yang merujuk pada narasi penting dan besar dalam wilayah peradaban manusia itu sendiri. Sebuah narasi yang linier dan berkesinambungan, di era modern seperti halnya perjalanan seni modern yang terus bergerak maju meninggalkan masa lalu dan memampatkan wilayah gerak kebelakang tanpa merayakan eklektisisme dan revival seperti sekarang, era sekarang.


Mark Ryden, Butcher Bunny, 2003

Bagi beberapa orang yang dekat dengan wilayah literal, metanarasi merupakan kajian ungkap yang terpenting dalam peradaban. Skema pencapaian mitos jaman yang terus berulang dan bagaimana sejarah itu sendiri di paparkan secara random yang mengakibatkan kredibilitasnya berkurang. Penyampaian hal ini di bungkam dan coba di tumbangkan. Persis seperti para pemikir era sekarang yang mencoba membongkar ulang wilayah tatanan ideologis baik dari berbagai macam sektor, ideology, gender, sosial budaya, seni dan pengetahuan yang terus menerus di dekonstruksi.

Metanarasi dalam wilayah posmo yang telah di cerai beraikan dengan sinis dan skeptikal dan membuka celah celah yang dapat di kritik dan di pecah pecah.

Sedangkan metanarasi itu sendiri ?

Kultus terhadap salah satu institusi metanarasi sendiri dapat di patahkan dan dan pertanyakan kepentingannya dalam wilayah masyarakat yang cenderung mutlak dimodernisasikan dan di post-mod-sasikan.

Metanarasi sebagai contoh di wujudkan lewat pemahaman tentang esensi agama, materi, ideology , art dan ilmu pengetahuan sekalipun. Di bongkar ulang dan di cerai beraikan untuknya kebenaran shahih yang pernah di ungkapkan sebagai patokan.


Mark Ryden,(lupa judul,lupa tahun)

Lihat, bagaimana insitusi religi mengalami perubahan lewat media dan bagaimana fungsionalitas agama di gantikan dengan cepatnya dinamika kota besar yang mengakibatkan lahirnya gerakan gerakan baru keagamaan dan di rasa cocok mewakili alam berpikir manusia modern saat ini.Sebuah dualitas yang layak di padukan dengan konvensionalitas dan pemurnian wilayah bathin dengan instanisasi ritus dan ritual agama saat ini.

Dan juga, Ilmu pengetahuan di anggap sebagai jalur singkat menapaki kemajuan., yang akhirnya hal ini di patahkan lewat ragam budaya populer di wilayah setelah modern ini.

Sayangnya menurut beberapa pemikir. . . postmodern itu sendiri,merupakan sebuah bentuk narasi baru yang seakan liar yang lebih jauh sendiri merupakan katarsis kejemuan dari keusangan metanarasi lama yang telah ada. Walau beberapa orang seperti Lyotard,mengemukakak kondisi posmodernisme adalah kondisi ketidakpercayaan sosial atas metanarasi. Sebagai sesuatu yang plastis dan labil, ternyata wilayah ini bergelut dan hidup dengan konflik dan polemik yang terus menerus berkesinambungan.

Ideologis, Wacana gender,marxisme, Kapitalisme, Globalisme, konsumsi budaya populer ..blah blah blah ...

Memperbaharui motif hasrat, soal, seksual, nasib, mistik, kognitif, merupakan tugas utama dari salah satu narasi baru ini yang coba di kombinasikan dengan nilai nilai lama. Nilai nilai baru yang merupakan perpaduan akan hal ini sendiri.

ternyata metanarasi di hancurkan sendiri oleh penilaian dan pemikiran kaum kaum sekelilingnya. Dan menggantikan dengan narasi baru yang sebenarnya berasal dari hal ayang lama tersebut. Dan kedahsyatan dari hal ini yang mengakibatkan nilai nilai yang bersifat teka teki, eklektis dan campur aduk-an elemen elemen metanarasi lama .

Tapi sekali lagi ini adalah poin penilaian Barat terhadap sekelilingnya. Sudut pandang dan dinamika dalam melakukan klaim di anggap universal. Narasi besar dari barat di anggap berlaku di Timur, (sudut pandang penilaian terhadap Orientalisme)secara keseluruhan tentunya.

Saya mendadak jadi mikir ..kita punya dan sedang menjalani gak sih ??

Thursday, January 27, 2005

Penghinaan Terhadap Akal Sehat

Muda, Kaya raya Rumah sampe mirip istana , Hidup penuh hura hura, SMA gak pernah belajar tapi pacaran melulu ampe Hamil, Kuliah bajunya kayak kaos kaos gaul kelas emperan warnanya dengan make up stebel 3 cm dan gak pernah belajar pula, Tiap Nelpon gak pernah gak nyambung, Kalo di rumah dandan make up setebal 5 cm ( lebih 2 cm dari anak kuliahan)plus rambut disasak setinggi menara petronas, belum lagi kalo nangis nangis, orang susah kok bersih tampangnya, di kejer kejer di hutan dandanan masih rapih dan trendy, Hantu yang udah nyeremin pasti ketawa dulu ( kenapa sih pake ketawa duluan dan belakangan ???)...ah ...

Berlebihan tapi lucu .... bikin ngakak tapi selalu hadir dalam lintas realita masyarakat dan kita sendiri.

Yah itulah sekelumit tulisan tentang apa yang di sebut sebagai "penghinaan terhadap akal sehat" di dalam tayangan televisi, terutama cuplikan dan tematik beberapa produk sinema elektronika yang kerap di sebut sinetron. Terus terang pengulasan tentang hal ini mungkin udah ribuan kali dan masih saja di bahas, mengingat adanya celah euforia kebebasan media di tanah air hingga kini yang masih merayakan hal tersebut.

Tentang kuasa media ? sudah saya tuliskan dan mungkin masih menunggu kesempatan untuk di tambahkan lagi.


Yasumasa Morimura, An Inner Dialogue with Frida Kahlo (Skull Ring), 2001 - digital manipulation

Bukan tak mungkin bahasan dalam tulisan saya di blog ini sudah merupakan kesekian kalinya akumulasi titik jemu dan non -keberpihakan terhadap dimensi sosial dan ( kultur hiburan ) industri di tanah air berulang.

Jika di sebut ini untuk lapisan kalangan bawah sekalipun,saya anggap ini bukan pembelajaran yang sehat sama sekali. Upaya mereduksi mimpi mengakibatkan beberapa kalangan bawah mengubah upaya pandang hidup ke arah material, aseli terbebankan materi untuk mengejar Hidup Gaya ...( doh ..)

Ini yang menjadi acuan, suatu hal yang lebih terkait dengan manipulasi cara pandang. Secara diam diam penetrasi alam bawah sadar dengan reka konstruksi mimpi lebih berbahaya dan yang pasti, ketidaksehatan dan pembodohan diam diam merebak lebih jauh.

Tanpa kita sadari.

bagaimana dengan ekspektasi dari masyarakat itu sendiri ?

Untuk menjelaskan dari segi teori komunikasi sekalipun, hal ini dianggap sebagai pendangkalan pola sistemik terhadap audiens.Perwajahan dan fase industri hiburan erat kaitannya dengan nihilitas logic-itu mungkin bukan hal yang pasti namun lebih kepada penyelesaian skema tertentu di dalam masyarakat. Sebuah hal yang menjadi ketertarikan terhadap "estetika" yang di apresiasi secara luas lewat media.

Realita dan keadaan sosial hingga kini, jujur saja upaya kita sebagian untuk melakukan riset menumbuh kembangkan ( bahasa orba banget sih )apapun termasuk tema yang sesuai untuk hal ini, ternyata di potong dengan afiliasi kalimat tenggat waktu : " ya sudahlah, seadanya saja, ini kan buat orang banyak ....".Kuasa institusi dan budaya di masyarakat yang sudah akut.

Emulasi kritis yang di mampatkan dan di bekukan.Dimensi lain kebekuan wacana berpikir, sesuatu yang akhirnya mengacu pada pola percepatan, dinamika dalam konteks global, masyarakat, sosial industri dan informasi. Proses yang di abaikan.

Itulah, skema politis telah di jalankan secara sadar sampai hal sekecil apapun dalam menginfiltrasi pihak lain , yakni kalangan luas.

Mungkin jika di sebut "menyingkirkan" estetika dan memuaskan kebutuhan hiburan untuk Homo Faber ( manusia sebagai pekerja), persoalan akan selesai sampai disini. Tamat tanpa tendensi untuk lebih kritis.Dan saya akan mengutuk betapa bodohnya saya telah menulis hal ini :P

Dan saya teringat untuk tidak melewatkan hal lain, yakni Dimensi lain dalam ber imajinasi.

Imajinasi, betapapun membutuhkan kesadaran logis untuk di taklukan. Seliar apapun inteprestasi dari tulisan seorang Umberto Eco dalam menafsirkan puluhan Semiologi tanda dan imajinasi kehidupan Biara dalam novel " The Name of The Rose (1980)" harus tunduk dalam skema aturan main dan bingkai sinema di filemnya yang berjudul sama,(yang di bintangi Christian Slater dan Sean Connery), dan diikuti berikut berbagai macam kesadaran mengolah secara cerdas, untuk memberikan catatan yang baik bagi semua kalangan penikmat film yang memang di tujukan dalam wadah yang jelas.

Seliar apapun drawing, "sampah" imajinasi seorang Tisna Sanjaya dalam merepresentasikan carut marut dunia politik dan kekerasan masyarakat pun, masih di gambarkan dalam koridor yang jelas, yakni karya seni dan memberikan jarak yang aman bagi publik, walau kadang kebablasan juga (kasus pembakaran itu ..no komen deh).


Yasumasa Morimura/Vermeer Study (A Great Story out of the Corner of a Small Room) 2004 /digital manipulation/print

Persoalan belum selesai, lipatan dan geliat futurisitas masih berlangsung dalam hal ini. Kepentingan untuk lebih kritis menjadi tantangan kedepannya. Saya harap.

(responsif,masih jauh dari selesai, dan karya karya Yasumasa Morimura)

Wednesday, January 26, 2005

Membungkam Imajinasi tentang SEJARAH

Jangan percaya terhadap Sejarah seutuhnya.


Untitled, 1985 - Barbara Kruger

Sejarah merupakan: riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi(??)(sumber)

Kerangka pemahaman Sejarah itu sendiri ternyata tidak seperti yang kita duga. Bagaimanapun sampai saat ini kita tak akan pernah dan tidak akan pernah yakin bahwa Sejarah itu benar adanya. Apalagi yang menyangkut Sosio-politis.

Untuk menghancurkan sebuah bangsa, hancurkan sejarah dan kebanggaannya terhadap sejarah itu sendiri.

Karena, sejarah sendiri merupakan representasi dari peradaban itu sendiri.

Ada perkataan menarik Bambang Sugiharto yang saya tafsirkan bahwa, imajinasi tentang sejarah terbentuk dan diperkuat oleh alam pikiran manusia itu sendiri.Imajinasi tentang Sejarah atau Historis, terbentuk sebagai bagian perjalanan penting evolusi peradaban.

Sejarah merupakan efek balik dari perubahan kebudayaan dan pergulatan kelas seperti yang di tulis oleh Marx, Comte dan para filsuf Eksistensialis yang memandang Sejarah sebagai Proyek kehidupan penegas eksistensi. (saya cukup tertarik dengan pemikiran marx bahwa Sejarah adalah hasil pergulatan kelas)


exhibition, 1991. Mary Boone Gallery- Barbara Kruger

Disisi lain waktu juga di anggap memegang proses penting pertumbuhan sejarah sejak jaman dulu kala.Saya mulai berpikir bahwa imajinasi hitoris tak terlepas dari reka bentuk dan manipulasi cara penyampaian yang mengakibatkan distorsi makna dan representasi akhir tentang konsep sejarah yang terus menerus berubah.

Bagaimana institusi kuat dan hal lain yang lebih kompeten mengakibatkan sejarah berubah sampai saat ini. Mungkin saja berkat media baru dalam penyampaian ideologi seperti teknologi dan iptek mengakibatkan penghayatan sejarah berubah. Kepentingan sejarah tidak lagi sekedar buku buku ABCD dan tulisan otentik yang di yakini sebagai bukti historis, namun telah menjelma menjadi tayangan simulasi yang memainkan dimensi waktu masa lalu dan masa depan yang bisa di hayati secara simultan.

Ada anggapan bahwa dengan memahami masa lalu akan dapat memahami masa depan. Sesuatu yang naif dan memaksa dengan kasar, bahwa pemahaman akan masa depan dapat di lalui dengan reka konstruksi historis tentang Sejarah itu sendiri.Sejarah tak lebih dari permainan historis masa lalu dan masa depan sebagai rekonstruksi hiruk pikuk yang mengambil tema peradaban.

Seperti yang diingatkan oleh Foucault, dalam Genealogy of History, bahwa sejarah dicurigai sebagai praktik strategi bentuk bentuk kekuasaan yang di wujudkan dalam pola imajinasi historis.Yang membungkam manusia untuk merumuskan pengalaman dan kebutuhan konkret atas dimensi ruang dan waktu, sebagai latar belakang peradaban.

Dunia makna membentuk sisi kesejarahan dan arus yang seharusnya kita fahami sebagai wujud toleransi kepada masa depan. Kepada masa depan dan hidup seharusnya kita mengalami penyesuaian makna. Melongok sejarah adalah bagus namun yang terpenting apa yang harus kita percayai untuk itu lebih dari sekedar kepastian tegangan realitas nyata. Sekedar melongok bukan berarti melupakan rekonstruksi sejarah yang di penuhi oleh manipulasi dan kontrol institusi.

Manusia ternyata kebingungan akan sejarahnya sendiri.

Menciptakan sejarah ternyata ikut 'memperkeruh' suasana, rupanya.

(disarikan dari tulisan Bambang Sugiharto, Comte dan artikel artikel kesejarahan serta karya karya Barbara Kruger)

Tuesday, January 25, 2005

ONLY GOOD DIE YOUNG


Monalisa, Jean-Michel Basquiat,1983

Karya karya Jean Michel Basquiat di jadwalkan dipamerkan di Galeri Darga di daerah Sanur, Bali, 30 januari - 24 Februari 2005.

Naif,kekanak kanakan, sembarangan, wild, painted cryptic anti-materialistic messages around New York, namun amat sangat mendunia.

Banyak yang mengenal seniman ini sekedar dari referensi dan buku buku Seni yang memuat karya karyanya sebagai salah satu ikon Seni Pop tahun 80 an yang di rasa cukup penting sampai sekarang.


warhol dan basquiat

Meninggal di usia 28 tahun,heroin overdose. Terkenal dengan gaya hidup Rock N Roll dan yang di paparkannya sebagai media ungkap karya karya lukisnya yang imbang satu sama lain,urban.Selalu mengungkap kekhawatirannya sebagai seniman non-kulit putih yang hidup dan berkarya di tengah masyarakat New York.

Semoga saya ada kesempatan untuk menyaksikannya.Jejaknya kini sedang di ungkap.

Terus kenapaaaaa ....:p

(Sumber dari Kompas Minggu, 23 Januari 2005)

Masih Susah Juga Bangun Pagi

Mau gimana lagi, padahal alarm sudah di pasang pukul 6 pagi ..ternyata setali tiga uang pukul 8.30 baru bangun, udara udah mulai terasa panas.

Ada hal yang menarik ketika mengulang rutinitas yang sama, beberapa SMS dan missed-call yang sebagian memberitahukan saya untuk melakukan pekerjaan dan menunggu hasil lainnya.

Masih melakukan aktifitas yang sama, tadi malam,melanjutkan stage terakhir dari Splinter Cell, dan saya pikir ini kondisi yang benar benar bebas setelah menjalani masa ujian dan pekerjaan.

Masih juga mau nanya falsafah Rutinitas Hidup ??? hahahaha kadarnya udah 2 kali lipat di atas BASI alias BUSUK KUADRAT, rasanya gak perlu di permasalahkan,jalanin aja cari yang paling bagus buat kita :P, walau terkadang mempertanyakan hidup dan hal remeh temeh terasa penting di media ini :P

Saya lewatkan pagi ini dengan mendengarkan JON BON JOVI semua hits nya hahahahaha (pasti ada yang protes abis abisan ntar)ternyata terkadang romantisisme bikin semangat menanjak 90 derajat + oktan tinggi ampe jebol :P, saya ingat di masa mereka jadi dewa (SMP), sampai bela belain beli video Beta konsernya Bon Jovi dahulu :P

...sebelum hidup saya lebih rusak dengan Pantera dan Sick Of It All ....:P

(Namun apa jadinya kalo saya lebih menyukai Dangdut dan aroma Campur Sari di usia itu ?)

dan ketika saya melangkah ke jalan . . . . " HEBAT BANDUNG UDAH PUNYA JEMBATAN DAN JALAN LAYANG, NANTI BERAPA BANYAK WARUNG PECEL LELE DI BAWAHNYA " . . . . wakakakakaka

Monday, January 24, 2005

Bangun Pagi kok susah

Bangun pagi ternyata tak mampu lagi saya jalankan seperti pada tahun tahun sebelumnya.

Kembali terbangun pukul 8 pagi, setelah semalamnya melanjutkan game " Splinter Cell; Pandora Tomorrow" (game yang settingnya di Dili dan Jakarta, ada bagian menarik ketika Fisher mengendap endap di belakang Bajaj)dan DVD Manchurian Candidate...keren sih ..wah wah ..saya gak tau apakah kehidupan dan teori konspirasi politik tingkat tinggi bisa selugas itu dan terjadi di mana mana.

Di lanjutkan dengan mandi dan tergesa gesa membaca beberapa sms yang masuk...

bah ...rasanya kok jadi rutinitas juga nih ....

jangan jangan saya posting di sini karena terutinitas untuk itu....

Wah malas jadinya bertanya sama nilai rutinitas kehidupan.Falsafah gitu gitu deh.

Basi.

Kriminalitas ( Kekerasan) dan Nuansa Naluriah


senjata yang menarik bagi para pelaku kekerasan

Dunia di kejutkan pada tahun 1910, ketika Perang Dunia Pertama dimulai.

‘Pol Pot telah membantai 3 juta jiwa penduduk Kamboja yang di anggap memberontak. Metode genocide yang pernah di kemukakan dalam disertasinya sewaktu mempelajari politik sayap kiri di Perancis, benar benar di terapkan’.


Seorang rekan pernah berkata, sesaat setelah menyaksikan perkelahian di sebuah pasar;
“ Dalam kesempatan apapun dan kondisi di manapun, semua orang akan melakukan apapun untuk men-zhalimi sesamanya, bahkan dalam tujuan sekecil apapun . . .”

“…Seorang rekan pula kemarin bercerita dalam perjalanannya di Jakarta, menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana perampokan di tengah jalan dengan menodongkan pistol tepat di wajah sang korban, yang syukurlah tidak berakhir dengan korban jiwa..”

“…Dan saya sendiri pernah merasakan dinginnya pisau belati yang menempel di perut ketika mengalami penodongan dan perampokan yang di lakukan beberapa orang di tengah malam…”

Kekerasan adalah istilah yang bermuatan dengan nilai nilai ‘emosi’. Lekat kaitannya dengan agresi, suatu upaya menyerang dan mendapatkan sesuatu dengan kasar dan brutal, terhadap individu lain.

Kriminalitas, di pandang dari sudut apapun merupakan suatu akar masalah sosial, menyimpan penyakit kronis dari ego manusia dalam memaksakan kehendak terhadap sesamanya. Semenjak sejarah manusia pertama kali di ungkapkan dalam aspek cerita Agama, kriminalitas telah berumur sama dengan sejarah manusia itu sendiri. Suatu rasa ungkap terhadap apa yang di sebut sebagai pemuasan nafsu secara naluriah.


ilustrasi dari http://www.christophniemann.com/

Bagai suatu kepentingan yang kerap terjadi, kriminalitas menyimpan esensi penting dari apa yang di sebut sebagai konsekuensi perebutan hak dan pemaksaan kehendak dari apa ayang di maui nya lewat kontak fisik, psikis dan berakibat pada salah satu pihak yang teraniaya atau kalah.

Ada hal penting di mana secara naluriah, kita seakan memiliki apa yang di sebut kepentingan untuk saling menguasai. Dalam hal ini penciptaan tekanan terhadap aspek fisik di luar manusia baik itu rekanan sosial dan benda non manusiawi pun, dapat mengalami hal itu.

Manusia ternyata gampang sekali di bentuk untuk menghancurkan apapun

Dunia dapat di kendalikan lewat kekejaman dan tiran.

Dan ketika sang penguasa terbentuk, maka kekerasan dapat menjadi salah satu cara penting untuk memaksakan kehendak.

Seorang Yasraf dalam bukunya yang berjudul ‘ Sebuah Dunia yang Menakutkan ‘ pernah membahas dengan detil dalam skema filosofis bagaimana kekerasan, horror dan kenikmatan yang terbentuk setelah nuansa chaotic dalam dinamika masyarakat Indonesia saat ini mengarah kepada wujud asli wajah dunia yang menyeramkan – horror mundi.

Prediksi yang jitu jika mengarah kepada apa yang saat ini sedang di rasakan, bagaimana manusia berubah dengan saling menerkam sesamanya demi memuaskan kebutuhan ego dan nafsu menguasainya. Sebuah deskripsi yang jenius dalam mengungkapkan kekacauan dan wajah sosial yang tertutupi oleh euphoria kebebasan menjadi tak terkendali ketika berhadapan dengan kebutuhan akan hidup. Simak bagaimana institusi religi di penuhi oleh dinamika dan gejolak politis ketika institusi negara mengadaptasikan kepentingannya terhadap masyarakat banyak. Bagaimana juga masyarakat telah membudayakan kekerasan secara tidak sadar lewat media dan lingkungan sehari hari .

Hal ini meyakinkan saya jika kebutuhan akan kebendaan dan hasrat ( yak HASRAT !) penghidupan memotivasi orang lain menguasai sesamanya. Hal mana yang kerap terjadi di lingkungan masyarakat kelas bawah, bagaimana ketentraman sosial satu sama lain timbul ketika ada kelas di bawahnya yang harus rela menjadi penunjang dan alas kaki.

Kebersamaan terhadap masyarakat kecil dalam keberpacuan hasrat akan materi yang salah.

Manusia menguasai sesamanya dan serigala bagi sesamanya, Homo Homini Lupus.

Hal ini menjadi polemic bagi sebagian pemikir. Jika seorang Baudrillard dalam bukunya, ‘ The Perfect Crime’ mengindikasikan kekerasan ini sebagai bentuk atau wujud kepentingan yang mengarah kepada ‘kejahatan’ yang di ciptakan untuk menciptakan kebutuhan, sehingga kekuasaan atau institusi Negara yang mengatur sosial menciptakan kebutuhan itu sendiri untuk menjadi suatu mekanisme umum yang terkait pada wilayah hitam, putih dan abu abu serta nuansa politis.

Alhasil potret masyarakat yang akrab dengan kekerasan ternyata telah menjelma menjadi semacam konspirasi sosial dalam menjadi bahan baku konsumsi psikis dan bathin secara keseluruhan. Ternyata hal yang sama menjalar dalam strata yang sama. Negara negara yang setaraf.realita yang massive. Peleburan identitas Machoistic dalam keseharian dan bukan tentu menjadi sekedar persoalan gender. Suatu hal di mana awalnya konteks kelelakian dalam wacana sejarah di anggap sumber segala masalah . Hal ini telah di wariskan dalam konteks genetis semenjak sejarah manusia awal dalam mempertahankan diri terbentuk.

Lihat, apa kerja polisi tanpa adanya kasus kriminalitas ?Apa yang bisa di liput oleh media untuk mendapatkan berita ? Apa yang bisa terinspirasi untuk menciptakan pertarungan Full Body Contact ? Untuk apa Senapan di ciptakan ?
Dan apa rasanya jika kekerasan dan kriminalitas menimpa diri anda sendiri.

Naluri menciptakan kebutuhan untuk saling menguasai dan memuaskan hasrat itu sendiri.

Kekerasan adalah naluri terdalam yang tak kita sadari akan muncul sewaktu waktu, dan akan menelan dan meluluh lantakkan manusia itu sendiri.

Dalam hal ini keindahan dan ketentraman menjadi sosok anima mundi.

(terinspirasi dari berbagai macam artikel dan buku)

SEKEDAR RUANG VIRTUAL

“... identitas yang kompleks di wujudkan dalam satu wadah virtual, virtualitas bukan sekedar ruang namun lebih dari itu, sebuah ruang yang penuh identitas sosial..”
( sumber entahlah dari mana)



Berkembangnya berbagai teknologi informasi ternyata tak hanya menawarkan sesuatu yang baru dalam konteks sistem hubungan manusia. Ia juga menyodorkan berbagai kemungkinan dalam memahami realitas waktu dan ruang.

Lebih dari itu kemudian, perkembangan ini menghendaki suatu respon manusia terhadapnya. Respon dimaksud menunjuk pada kehendak bagaimana realitas waktu dan ruang, yang dimaktubkan dalam teknologi itu, disikapi dengan mengeksplorasinya menjadi sebuah medium pengucapan terhadap realita.

Penyempitan jarak dan waktu, ruang dan keadaan.

Upaya manusia lewat pencapaiannya menghantam realita dan menciptakan realita yang mempermudah kondisi batiniah dan interaksinya.

Ruang ruang individu dan sosial terbentuk dalam wujud yang tak nampak namun menjadi nyata. Dimana kondisi dunia virtual adalah hal yang bersifat kontras terhadap nilai nilai kebendaan dan wujud material itu sendiri. Namun telah menghantam masuk kedalam wacana intuitif manusia itu sendiri.

Ruang sosial dan permasalahan sekitar menyimpan banyak suatu bentuk yang kerap kali menjadi apa yang di sebut sebagai suatu identitas, identitas sebagai individu, sebagai masyarakat, sebagai sosial, sebagai wujud yang terbentuk dan mencari wujud eksistensi diri yang di kenali oleh individu lain dalam lingkup ruang.

Dalam masyarakat modern, semua manusia adalah performer. Setiap orang diminta untuk bisa memainkan dan mengontrol peranan mereka sendiri. Pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan, adalah bagian dari pertunjukan identitas dan kepribadian diri, dalam sebuah wadah. Sulit membayangkan tiap tiap individu perform identitas tanpa suatu wadah dan tujuan tertentu.

Identitas yang terbentuk sebagai perwakilan dan saling lingkar melingkar dalam konteks kekinian. Setiap orang, pengguna ruang ini terjebak dalam kuasa media.

Suka atau tidak, inilah wujud sebenarnya yang harus di hadapi. Ternyata sebuah dunia baru telah muncul di sini.

Cuma sekedar Ruang Virtual, tapi penting.

Thursday, January 20, 2005

Medan Pertarungan Sampah



"Mungkin bagi sebagian idealis yang stick-to-the-core akan berbuat lebih 'gila' seperti membuang pesawat TV-nya ke luar jendela dan
berharap jatuh di atas seorang Raam Punjabi . . ." ( dikutip dari tulisan seekor Nikk)


Responsif terhadap hal di atas.

Toksin dalam media, mematahkan alibi kebenaran bahwa visual menjadi santapan telah berubah menjadi racun. Racun yang timbul di mana dorongan fisik dan batin tergerak oleh automasi kejiwaan dan batiniah lewat penanaman ke-wujud-an: media sebagai batin dan sarana berpikir, untuk saat ini.

Mohon maaf, jika kita menanggapi secara lurus akan hal tersebut, keyakinan akan pengkotak kotakkan pengaruh media berubah menjadi pemahaman standar tentang hiburan dan pendidikan. Tidak menjadi kritis karena media yang membombardir visual dan mata telinga hati kita.

Ada semangat yang mengatakan seperti seorang McLuhan yang mendeskripsikan media sebagai sesuatu yang panas dan fleksibel.Sehingga kemungkinan kemungkinan akan adanya penyalah gunaan dan perang ideologis telah di ramalkan sejauh jauh hari sebelumnya. Dimana saat itu wilayah Modernitas, menuju maju tanpa menjadi rekaman penting, dalam reka mereka wilayah futuristik yang pada akhirnya permasalahannya sedemikian kompleks dan rumit.

Wilayah penting dalam budaya kontemporer. Kemurnian adalah hal yang Banal dan tidak lagi ajeg.Karena semua orang telah di bentuk untuk lebih bebas mengidentifikasi dirinya.

Menjadi kritis karena batas limit cengkraman visual yang sedemikian keji telah dimulai.

Inilah medan pertarungan Budaya. Lintas akumulasi pertikaian satu sama lain dalam menyajikan informasi menghasilkan nihilitas yang sedemikian hancur. Pembedaan mana baik dan buruk berubah dengan kosakata keren-isasi dan sedemikian gamang nilai dan aturan yang penting dalam menyensor media.

Mungkin benar adanya pengkritisian seperti ini memungkinkan hadirnya kebenaran atau fakta yang lebih baik tanpa harus berupaya mendapatkan perubahan dalam media. Sesuatu hal yang tidak dapat di ubah. Sehingga, kritisisme dapat menjadi acuan dan bagian penting paradigma dalam menambah nilai dan memberikan solusi dalam lintas kajian masalah ini.

Saya pikir ini lebih baik dibandingkan sekedar masa lalu dalam membelokkan media satu arah tanpa memunculkan nilai interaksi dan kritis.

Sehingga memungkinkan jika Media perlu digeser menjadi mediasi karena di sanalah segala macam simbol dari berbagai latar identitas budaya bisa saling bertemu. Hasil interaksi antar simbol itu akan bersintesis dan menemukan bentuk ekspresi baru.

Yang sayangnya tak terlepas dari nilai jual beli secara ekonomi.

Tanpa tanggung jawab secara moral, terkadang. Dan itulah Racun.

(terima kasih atas perbincangan menarik dengan Airina, dan beberapa orang yang berkompeten untuk hal ini, )

Wednesday, January 19, 2005

SONG

Ada beberapa lagu dan videoklip downlod-an yang saya tonton dan dengarkan selama 5 hari belakangan ini, sedkit bercerita tentang lagu lagu ini mungkin menjadi semacam referensi yang lebih baik. Sekedar berbagi tentunya :)

1. Dimmu Borgir - Progenies Of The Great Apocalypse ( MP3 dan MPEG)
Cukup bengong ketika melihat mereka tampil dalam video yang sama dengan judul lagu di atas. Megah, Sound yang indah, perpaduan antara black metal dengan Satanic Church yang masih memodifikasi sisi keindahan era Grotesque, sama halnya dengan afiliasi dengan Satanica Imaginery benar benar mengagumkan.Dari album Puritanical Euphoric Misanthropia (2004), dan kostum tentunya, bagaimana berdiri gagah dengan make up tebal dan sepatu dan tangan yang di tutupi oleh kumpulan pike berduri. Visual deh . . . yang penting sangar.

2. Interpol - Evil ( Mp3)
Setelah di bahas di blog ini, rasanya alunan suara Paul Banks yang terdengar seperti bergetar menahan emosi layak di ulas kembali. Videonya masih kerap ada di MTV, belakangan ini, di sutradarai oleh Charlie White. Amat sangat cocok dengan lagunya.

3. Trivium - Like Light To The Flies ( Mp3 dan .MOV)
Masih menawan band yang satu ini, perpaduan antara Emo, Heavy Metal, Death Metal dan permainan melodi yang mengingatkan akan kejayaan double lead guitar di tahun 80 an.Keras, menghentak dengan wajah vokalis yang lebih mirip anak gaul di kawasan Dago di bandingkan rekan rekan lainnya yang head-bang dengan rambut gondrong.

4. In Flames - The Touch Of The Red ( Mp3 + MPEG)
Salah satu angkatan 90 an di scene Metal Swedia, albumnya sih udah dari tahun kemarin muncul.Musiknya untuk beberapa kalangan yang fanatik berat sih akan kecewa, tetapi untuk beberapa orang lagi ini mungkin perkembangan yang lumayan signifikan. Lagu ini asyik. Tapi sayangnya video nya tak terlalu bagus.

5. Machine Head - Days Turn Blue To Gray (Mp3 + MPEG)
Sekali ini video dari Machine Head keren juga, masih bertemakan standar abis berkisar, broken home, drug abuse, dan sexual molester. Dari segi musik keren pastinya, gahar dan cadas ..Metal dekade sekarang. Masih lebih bagus mendengarkan " Imperium".

6. The Haunted - All Against All (MPEG)
Baru download dan tidak ada referensi sedikitpun tentang band ini, tapi ternyata mereka mengusung musik metal yang setipe dengan band anyar keluaran roadrunners record. Bagus juga, masih mengumandangkan 'marah marah kepada dunia alias fuck The World' dan merasa mewakili kegelisahan kaum muda (hehehe) bisa di lihat dengan visual standar di klip klip musik keras yang mengambil angle anak anak remaja yang still, di nuansa sephia.:P

7. Dododadidi (Bela Nangroe)( Mp3)
Lagu daerah yang sedih , lagu Aceh di putar setiap tayangan aceh di televisi.Cukup untuk berkata kata . . .

(salah seorang rekan di link blog ini pasti protes mengenai ke-gondrongan is a must ... heran ...)

Untuk Gaya Hidup


ha ha ha

Menilik persoalan gaya hidup bukanlah sesederhana potret kelas menengah yang mengakomodir kepentingan gaya hidup kelas atas secara mentah. Urusan gaya hidup juga bukan monopoli kelas atas semata yang rata rata berurusan dengan duit. Tapi jika kita perhatikan, semua muncul karena apa yang di sebut ; pilihan Gaya !.

Dengan bergaya maka kita Ada, sebuah istilah yang menunjukkan bagaimana seluruh sektor dominan kehidupan masyarakat kita dan di kota besar pada umumnya telah mengindikasikan pilihan gaya hidup sebagai eksistensi identitas individu dan orang lain.

Karena gaya Hidup, lintas kelas antara tatanan ekonomi dalam masyarakat menghilangkan batasan.

Lihat bagaimana medium iklan, rubrik infotainment, infomercial serta advertorial di media ini ternyata dapat menghasilkan penanaman opini terbaru tentang gaya hidup. Semua orang ternyata memiliki kesempatan tanpa mengenal kelas untuk mengoptimalkan apa yang di sebut sebagai Hidup dengan Gaya.

Benar adanya, Gaya Hidup tak sesederhana istilah dan konsep semata.

Tiap orang mengalami estetisasi kehidupan sehari hari. Merek baju, maraknya brand, telepon seluler dan lain sebagainya fasilitator yang dibutuhkan para spektator yang dalam hal ini masyarakat untuk menjadi bagian sebuah proyek besar kapitalisasi industri, yang terkait dengan cecitraan.

Hidup menjadi laksana panggung besar dengan para pemainnya yang mematut matutkan diri di depan cermin dengan kostum yang terus berganti dan mencocokan diri terhadap sesama pemain dengan bahasa barang, dan melakukan ritual komunikasi tersendiri untuk memaparkan perbedaan dan keinginan memanipulasi citra diri sendiri demi mencapai apa yang di tonjolkan dalam identitas diri,dan seakan tanpa cacat.

(dari Idi Subandy Ibrahim,David Chaney)

Tuesday, January 18, 2005

TUBUH dan MODIFIKASI INDUSTRI


Barbara Kruger,1989

" 6 packs, great eyes and grade 8 flirtatious ability...Compare to other show (something about supermodel search) that involves pretty, (some of them) smart, and really know about modelling . . . " ( di kutip dari tulisan Bertie di blognya)

Pemahaman tentang tubuh merupakan sesuatu yang kembali naik di era sekarang di mana industri telah amat sangat memegang peranan penting dalam pencitraan ini. Adaptasi benda konsumsi dan keinginan untuk melakukan kecocokan dengan pencitraan telah meninggalkan kesimpulan sebagai fakta budaya. Fakta yang muncul ketika arus hegemoni pengaturan tubuh di bahas dalam kaitan strata sosial.Sebagaimana semua orang berlomba mereka reka imaji dan kecocokan dalam hubungannya dengan tubuh mereka masing masing.

Tubuh adalah mutlak sebagai tapal batas dan sekaligus indra ke enam.

Fisik menjadi konsep yang tak lagi ambigu, namun menjadi ideologi sarana berpikir. Untuk itu bagaimana kita mengalami transformasi dahsyat dalam rentang tubuh kita selama beberapa tahun di pengaruhi oleh keinginan konsumeritas menjawab terpaan cecitraan yang di bentuk sebagai arus budaya global.Globalitas yang mengambang dan tak jelas saya pikir, namun itulah ketidak jelasan yang ternarasi dengan baik.

Ini menjadi hasil akhir dari pertanggung jawaban iklan, kondisi fashion dan dinamika berbusana menjawab rasa ingin tahu semua orang.Keterkaitan carut marut antara media populer, gaya hidup dan informasi telah menciptakan "busana" dalam pengertian wilayah konteks fisik dan aspek non-fisik sendiri.Dan menciptakan standar bagaimana keseharusan dan keindahan di modifikasi tanpa mengindahkan kepentingan lain yang lebih pekat di bandingkan sekedar menilai fisik.Visual sebagai acuan adalah penomor satuan konsep. Semua orang berlomba saling mengemas dan menciptakan impresi bagus. Untuk menciptakan hierarki tersendiri dalam status sosialnya.

Jika terkait dengan seks ? untuk itulah zona gender menyeruak dan membiarkan wilayah transformasi seksual dalam wilayah tubuh wanita dan pria sebagai satu penanda komunikasi massa yang menyentuh titik rangsang individu dalam berbagai macam tingkatan sosial. Erotisme budaya menjadi lazim, dalam memunculkan fantasmagoria terhadap reka imaji tubuh yang memasuki berbagai macam sesasi, tubuh sebagai keindahan, tubuh sebagai identitas, tubuh sebagai alat, tubuh sebagai publik dan tubuh sebagai acuan yang jauh dari kebendaan itu sendiri, dimana sensasi dapat terus berkembang.

Percayalah motivasi ini dalam wilayah eksplorasi tubuh muncul untuk menjadi bagian dari penunjang peradaban.

Sekali lagi inilah persekongkolan tubuh dalam evokasi yang sebenarnya.

(terima kasih atas ulasan Nuraini Juliastuti, Foucault dan Baudrillard)

Monday, January 17, 2005

INTERPOL/ANTICS/2004

INTERPOL
ANTICS/2004
Matador records



“Achingly beautiful…explores emotional blues but never, ever plays the blues.” -- Vanity Fair

Band New York yang bikin saya kebat kebit setiap memutar lagu lagunya ....bikin merinding ...emotional sensation, mournful....

Homage yang superlative buat band band alternative - pop di era 80 an awal ????

Bisa jadi, mendengar mereka seperti mendengar Joy Division ( cikal bakal New Order ) dan nuansa sedikit muram ala Bauhaus dengan kombinasi berbeda. Dengan intensitas terhadap sound . Dan fetish tentunya.

OK Langsung saja ketika memutar piringan cd yang berisikan 10 lagu dari album kedua band ini. Simak Track nomor 1 dan 2 , No Exit dan Evil. 2 Lagu pertama ini cukup memikat, sebuah awal yang bagus.Lagu pertama mengingatkan saya akan lagu lagu pemakaman, dengan intro catchy yang seperti menyimpan keresahan dan kemudian lagu kedua seperti mengingatkan pada impresivitas ala ala Joy Division, singer/guitarist; Paul Banks layaknya titisan Ian Curtis, emosional dan gelap namun optimistik, cukup bagus lagu ini.

Sedangkan 8 lagu berikutnya ?? berurutan dari Narc sampai track nomor 5; Slow Hands dan track terakhir track 10; A Time To Be So Small, menghasilkan momen momen indah dan dramatis ...dalam nuansa yang muram..



Kemasan covernya dengan aura clean dan tegas malah berbanding berbalik terbeda dengan konsep musik yang gloomy dan dark.Namun jika pernah mengikuti album awalnya: Turn On The Bright Lights (2002),album kedua ini lebih absurd di bandingkan album pertama mereka. Dan bagi mereka yang mengharap album ini seperti album pertama ..lupakan.

Bagi saya, inilah pencapaian dalam skala bintang 5 buat album ini ...great album ...

Sayang durasinya cuma sebentar ...10 lagu ...

Televisi Bertanya dan Zapping Culture ( budaya pencet pencet)


( gambarnya terlalu biasa - sorry -)

Andaikata sebuah televisi dapat berbicara dengan waktu dan keadaan. Dan kemudian berbincang bincang dengan sang pemirsa setia acara televisi yang notabene adalah kita sendiri. Dan tanpa kita sadari Televisi ternyata merasa ikut mempunyai hak untuk menanyakan pendapat sang manusia terhadap eksistensi keberadaannya, itulah keajaiban.

Dalam menuntut haknya, televisi merasa berkewajiban untuk lebih mengutamakan pendapat umum secara filosofis di bandingkan kestatusan dirinya sebagai objek dan benda. Agak berat sebelah memang, namun itulah tetap sebagai keajaiban.

Dan inilah hasil cuplikan wawancara televisi terhadap manusia,

TV : Hai !

Pemirsa : Hai juga

TV : Kami sangat senang berjumpa dengan anda dalam saat ini. Bersediakah anda kembali menjadi bagian daripada kami untuk satu sesi wawancara ? dan menikmati apa yang kami tampilkan ?

Pemirsa : Nanti dulu, ini untuk tujuan apa ? bagi kami kau hanya sebuah tabung kaca yang di transformasikan dari gelombang listrik dan magnetic menjadi semacam ruang virtual yang menyajikan apa yang terjadi di luar sana , di luar objek tubuh kita sendiri. Kami hanya cukup menikmati apa yang kau tayangkan !

TV : Ha ha ha, tapi tanpa kau sadari ketergantunganmu terhadap kami amatlah besar, sadarlah akan hal itu , kau separuh lebih jumlah penduduk bumi ini telah menikmati televisi sebagai kultur dan media terpenting dalam menyajikan informasi. Dan setelah 60 tahun pun semenjak moyang kami di kembangkan dan teknologi dunia internet di temukan, kami tetap ada !

Pemirsa : Mungkin kau benar, tapi yakinlah kau tetap mesin yang di ciptakan dengan rangkaian transistor yang tak hidup tanpa tersambung dengan listrik sebagai sumber enersi kuat yang dapat memberikan apa yang kami butuhkan sampai saat ini.

TV : Kalian tetap mencari logika visual sebagai wujud representasi keingin tahuan alam sadar dan bawah sadar kalian. Tidakkah kalian ingat akan hal itu ?

Pemirsa : Secara jelas kami tergantung dengan kehadiranmu, namun apa yang kami rasakan ternyata sudah menjadi keseharusan dalam mencapai informasi. Percayalah dunia negara berkembang dan maju hampir tak ada bedanya dalam memvisualkan informasi, bedanya hanya pada penyampaiaan dan cecitraan yang di sampaikan. Dan kami selalu ingin lebih dalam apa yang kami dapatkan, informasi dari media yang paling efektif.

TV : Oh Ya ? Jika kalian ingin yang lebih , kenapa kalian menciptakan remote control sejak 20 tahun yang lampau? 40 tahun terlewat di mana kami diharuskan statis dan terbatas dalam menyampaikn apa yang telah kami program dan kalian program. Apakah itu sebagai keragaman hegemoni manusia yang ingin di representasikan secara visual baik rekayasa dan realita dalam pemenuhan keingin tahuan akan apapun ?

Pemirsa : Kami hanya mencoba memilah mana yang baik dan yang benar, kami mencoba menjelaskan cecitraan yang dapat kami terima dengan secara sadar dalam berbagai jalur yang telah di namakan dari angka 0 sampai dengan 99 di remote televisi tersebut, dan yakinlah setiap individu yang menggunakan media televisi sebagai informan aktif, selalu mengupayakan munculnya cecitraan yang baru dan segar sebagai santapan visual dan batiniah.

TV : kalian selalu menekan tombol untuk memaksa kami mengubah ubah cecitraan tersebut. Sadarkah kalian itu telah membudaya ? dan memaksa kalian sendiri untuk tidak lebih konsern terhadap cecitraan di salah satu stasiun televisi yang bekerja keras untuk hal itu ?

Pemirsa : kami punya hak untuk itu , kami berhak memilih mana yang bisa kami terima dan tidak. Kami secara berbeda beda memiliki kadar moral dan filter yang di gunakan dalam kaitannya dengan kemanusiaan dan etika sebagai kesepakatan norma kehidupan. Toh kalian hanya mesin ciptaan kami . . . .

TV : kalian mungkin lebih sebagai pencipta, namun kalian malah memodifikasi kami dengan mengkritisi dan mempertanyakan ulang kehadiran kami dalam skala apresiatif yang kalian terima. Apakah kalian sadar akan hal itu sendiri sebagai wujud keinginan kalian memperoleh progress dalam kesinambungan berpikir dan berbudaya sebagai manusia ?

Pemirsa : . . . . . . .

TV : kami lebih mungkin dapat berperan dalam hal yang konkrit. Kami sadar fungsi kami sebagai sebuah dualitas. Satu sisi kami dapat merayakan konsep akan cecitraan sebagai media dan satu sisi kami dapat menyebabkan kalian terpengaruh dan mengubah opini realita tanpa harus berhadapan langsung dengan sang objek . . .

Pemirsa : Sebenarnya apa maksudmu ?

TV : Berhati hatilah dengan hal itu, kami mungkin secara sadar di bantu oleh elemen media lain dalam hal ini seperti internet, surat kabar, opini publik, perdagangan bebas yang membantu kami menjadi wujud yang amat terjangkau secara ekonomis dan bagaimana kami menyajikan hal hal sampah sampai yang sangat penting melebihi ruang imajinasi kalian sendiri , bagaimana kami dapat membentuk opini publik untuk lebih mengedepankan sensasionalitas ke hadapan kalian di banding esensinya,bagaimana kami menjual mimpi dan dramatisasi dan bagaimana kami memberikan cecitraan gaya hidup dan kami mengupayakan kalian menganggap digit angka di alat telekomunikasi kalian sebagai kurir dari kesadaran hal tersebut akan interaksi dan harapan akan peruntungan, dan kami menyatakan netralitas kami yang semu sebagai alat media massa yang tersambung ke tenaga elektronika, kami menjual suara dan polling untuk lebih mengalahkan nurani dan objektivitas, . . . . kami merasa yakin tayanga di tubuh layer kaca ini dapat meracuni kalian sendiri dan sesaat kami telah menjadi budaya tersendiri dan di anggap sebagai salah satu souvenir penting di abad 20 ini. Kalian telah menciptakan kami dan kami sekarang perlahan mengubah status menjadi pengendali kalian. Secara gampang, manusia tidak dapat terlepas begitu saja dari kami. Dan kami tak akan hidup tanpa kalian dan kalian tak akan hidup dalam konteks sekarang tanpa informasi di televisi.

Pemirsa : terima kasih ….namun kami tidak akan menganggap hal itu sebagai ancaman serius . . . kami tetap menggunakan fungsi anda seperti biasa untuk saat ini dan kami berupaya untuk lebih dan lebih mengoptimalisasikan realitas yang di tampilkan menohok batiniah dan akurasi makna.

TV : ……….sama sama

Kami terperangkap namun kami bahagia.

Untuk itulah kultur visual sebagai informan terdesak dalam keadaan yang sangat genting, untuk lebih vokal dan menyuarakan keinginan menggantikan mata batiniah inderawi lewat apa yang di berikan sebongkah barang bernama televisi.

Sekali lagi menatap televisi dan berulang ulang memindahkan gelombang saluran televisi.

(terima kasih kepada Grundig Piko Supercolor Multifeature yang telah setia menemani saya selama 7 tahun)

TIPS TIPS UNTUK MENDERITA FLU



Berikut tips tips jika ingin menderita gejala Flu, Pilek dan sakit kepala setengah alias migren + gejala masuk angin :

1. Banyaklah bergadang mengerjakan tugas dan bermain game sama indahnya, jika Rhoma Irama melarang bergadang, itu menunjukkan kadar intelektual dan rasa spirit perjuangan dirinya kurang.
2. Tidur malam di atas jam 4, sesudah menjalankan poin nomor 1.
3. Perbanyak menatap layar computer sedekat kira kira 45 cm selama 18 jam sehari dan setiap harinya.
4. Mengenakan kaus tipis merek Swan Brand ketika keluar di malam hari dengan mengendarai motor di tengah rintik hujan kecil pukul 23.00 malam
5. Perbanyak makan gorengan dan kurangi lebih banyak minum air putih
6. jarang makan siang dan malam teratur apalagi yang terjatah.
7. Jika perokok , poin nomor 5 di tambah rokok 2 bungkus seharinya, ternyata amat mujarab.
8. Mandi Air dingin di tengah malam
9. dan dekat dekat dengan penderita flu akut yang hampir mendekati ajal … mungkin lebih bagus.

Setelah menjalankan berbagai macam anjuran di atas, kalian akan mulai mengalami gejala seperti ini :

1. Suara serak dan menghilang setelah mengatakan sepatah dua patah kata
2. kesulitan menelan makanan terutama yang keras keras.
3. kepala makin berat dan hidung tersumbat
4. menelan OBH Combi cair dan Bisolvon seperti minum sirup namun tanpa hasil
5. Mulai uring uringan
6. sakit kepala sebelah teramat sering
7. Buang air besar dan gas tidak lagi teratur
8. Pandangan berkunang kunang dan batuk batuk sampai kepala rasanya mau copot
9. Dunia terasa indah dan ringan ketika kaki menyentuh tanah namun kepala yang terasa berat.
10. Mencintai kasur dan ranjang beserta isinya
11. 2 hari lebih tak berani menyenyuh bak air mandi dan beserta perangkatnya
12. Pasrah

Begitulah tips dan trik serta hasil hasilnya nanti dalam menghadapi suasana indah musim pancaroba yang amat kita nantikan . . . . selamat mencoba.

( amat sangat terisnpirasi oleh 3 hari di akhir minggu )

Friday, January 14, 2005

Akhir dari Orisinalitas


Jeff Koons, 1990

Orisinalitas bukan lagi sekedar makna solid,tapi menjadi elemen plastis dan labur.

Kalimat di atas mungkin ada benarnya ketika memahami konsep orisinal dalam kajian berpikir, wawasan dan produk. Makna penyampaian maksud orisinalitas tanpa di sadari telah di campur tangani oleh elemen elemen lain seperti eklektik,campur aduk lintas ideologis dan lain lain. Hal mana yang amat tidak memungkinkan term orisinalitas di pakai sebagai hal yang shahih kembali.

Produksi di era modern atau after modern ini, penggunaan elemen elemen eklektik dan retro, telah menjadi keseharian yang tak dapat di elakkan. Bagaimana konsep modern yang menganggap masa lalu sebagai sesuatu yang mengganggu sejarah dan harus di tinggalkan dengan pandangan ke depan, malah menciptakan panduan kedepan demi mencapai periodisasi modernitas. Hal ini jelas di rekonstruksi oleh masa yang di sebut sebagai post modern sebagai wujud dangkal kemajuan modern. Apapun yang disebut post mo adalah surga daripada berbagai macam perayaan dan pembauran elemen dalam segi narasi, waktu, simbol dan tanda.

Waktu malah menjadi elastis, identitas menjadi hibrid dan cecitraan yang populer kembali di canangkan dalam keseharian.

Dan saya rasa cukup untuk memperbincangkan orisinalitas.

Bagaimana dengan lokal scene ?

Saya setuju dengan pendapat beberapa orang yang saya kenal dekat mengatakan, modernitas dalam area lokal adalah pernyataan konyol jika di lontarkan untuk mengidentifikasi Lokalitas dan Post Modern. Untuk modern saja kita belum sampai .. apalagi sampai sejenuh itu untuk mengaktifkan bagaimana berpikir dalam wilayah post modern.

Narasi besar Negara dunia pertama bagi kita yang untuk ditelan mentah mentah.

Merayakan eklektik adalah kewajaran di mana tradisi dan modern masih menggapai rekayasa jaman dalam perjalanan lokal saat ini. Segala hal di kaitkan sebagai perpaduan dan identitas baru tanpa malu malu di akui lagi. Semakin dalam kita menggali semakin luas kemungkinan dari berbagai macam perubahan yang bisa kita pakai sebagai pola pola perayaan simbol baru yang tak lagi baru.

Apakah yang namanya Modern cukup pantas buat kita ?



(terinspirasi oleh tulisan jenonk dan karya karya Jeff Koons)

Thursday, January 13, 2005

PESONA MMIK



Lirikan matamu ....bikin celekaat celekiitt cekot cekotaan ....

Di tingkahi dengan kelakuanmu seperti habis menenggak pil koplo dan lexotannn ..ashoyyy bener ...

Apalagi kalo bawa handuk sambil bilang ..." Haduhhh Susahnya jadi Pembantu, Kalo Tuan lagi keluar kota ..."

Belum lagi kalo jadi Anak orang kaya yang di jodohin sama TIMBUL DAN TARZAN .... pasti di gangguin sama Tessy dan Basuki ...

Sayang kalo jadi orang kaya kostumnya najis tralala ...jas tuxedo warna ijo royo royo itu hapaaaaa ...

POKOKNYA MAMIEK EMANG TOPH DEH ....Betet manaaaaaa ?????

Hidup dan Sepakbola

Sepakbola VS Hidup



Berbicara tentang sepakbola tentu tak terlepas dari yang namanya sebagai salah satu industri olahraga terbesar saat ini.Lihat bagaimana terfokusnya pandangan pada sentra liga dan piala dunia dan Eropa dengan memperlihatkan kompetisi tim tim kelas atas dan perputaran uang yang mungkin bisa membeli setengah Indonesia.

Itulah wajah Sepakbola sat ini, olahraga yang amat sangat di gandrungi milyaran bangsa di seluruh dunia ini.Terdiri dari dua team yan masing masing berjumlah sebelas orang yang saling mengenakan kostum berbeda dan terbagi dalam beberapa posisi, seperti penyerang, gelandang, sayap dan pemain belakang atau bek dan seorang kiper sebagai salah satu palang pintu terakhir. Permainan ini juga di bantu oleh 3 wasit sebagai juri dalam memperebutkan sebuah wujud fisik kulit yang di isi dengan udara untuk menghasilkan lompatan elastis dan lentur terhadap bidang rumput sebagai lapangannya,yang di sebut sebagai bola. Dalam permainannya, masing masing team berusaha memasukkan bola ke dalam area palang besi berbentuk kotak yang lebih lebar dan bercat warna putih yang terdiri dari jaring tali yang di jaga oleh sosok penjaga lokasi bertubuh tinggi besar. Sorak sorai penonton di sekeliling nya yang mengitari lapangan adalah tendensi lain daripada sepakbola. Yup jenis olahraga ini memerlukan spektator. Untuk ikut bersama memompa adrenalin tentunya.

Sepakbola menjadi menarik ketika hal hal lain yang berkaitan dengan teknik individu, kerjasama team, motivasi dan mentalitas saling terjaga. Dan yang akan lebih menarik adalah 'kekerasan' dalam sepakbola, full body-contact, saling merebut bola dengan menjepit kaki para pemain lawan dan saling sikut menyikut hingga terluka adalah tontonan yang luar biasa menarik. Motivasi adalah acuan dalam hal ini, untuk menang tentunya, mencetak gol sebanyak banyaknya.

Sementara kehidupan ?

Membangun penghidupan semenjak terjun ke dunia nyata selulus kuliah, untuk terus mencapai kemenangan tanpa habis habisnya untuk mengejar penghidupan. karir, pekerjaan, keluarga dan layak. Butuh penonton kah seperti halnya sepakbola? ya jika ingin mengalami refleksi dan kritik yang membangun, kalau asyik sendiri ? layaknya striker individual yang egois dan tak berbagi dengan rekannya untuk mencetak gol, kadang berhasil kadang tidak, apalagi jika setengah team lawan di taruh di depan gawang. Untuk mencapai penghidupan toh butuh individu lain untuk membantu hal tersebut menjadi kenyataan.

Hidup butuh friksi, dan jawaban dari pertanyaan. Jawaban daripada pertanyaan ini membawa kita melebihi argumentasi filosofis ke sebuah penetrasi yang lebih mendalam mengenai ‘hidup’ dan kehidupan kita sendiri. Itulah, mempertanyakan sesuatu yang mapan adalah menstruktur ulang untuk mencapai hasil akhir, layaknya team sepakbola yang mencoba membangunserangan dari bagian belakang saling memberikan umpan secara zigzag, kadang turun kebawah, dengan tujuan menerobos gawang lawan.

Ketika ada masalah dan persoalan, hidup menjadi semakin rumit, komplikatif dan semakin mengerucut kepada pola pola pragmatis. Apa yang menghasilkan itulah yang menguntungkan, tanpa peduli dengan etika, kode norma dan moralitas.

Hidup adalah kualifikasi menuju babak selanjutnya.

Ketika manusia harus wafat,babak kualifikasi yang maha berat telah di laluinya, menuju babak selanjutnya yang entah bagaimana selanjutnya.

Mungkin hidup lebih kompleks di bandingkan sepakbola itu sendiri, tapi analogi ini dapat di bayangkan seandainya hidup sama halnya seperti bermain bola.

Motivasi yang di dukung oleh institusi religi, mewarnai hidup.

Hidup memang berat. Hidup Sepakbola !!!

Menangguk Untung dari Bencana

Bencana ternyata menjual. . .

Benar adanya

Tadi malam saya melihat berita di TV, Metro, di Thailand, munculnya ramai ramai penjualan rekaman bencana gelombang Tsunami di pantai Rekaman VCD yang menjual adegan gelombang pasang terburuk yang melanda negara negara Asia Selatan dan Teggara, dalam sejarah bencana alam terbesar di dunia yang menelan korban ratusan ribu jiwa ternyata memiliki nilai jual yang tinggi. Dan sontak mendadak Penjualan handycam melonjak dengan pesat. Mata lingkungan menjadi lebih awas. Apapun menjadi nilai dokumentatif yang tinggi. Singkat kata gejala umum merebak, dokumentasi momen sebagai upaya merekam dan nilai nilai spontanitas dokumentatif adalah nisbi. Apapun merujuk pada satu hal; informasi sebanyak apapun dalam kadar apapun adalah penting, dalam momen yang penting ini. Dan itu bisa menjual . . .

Tindakan yang menuai protes dan pro , untuk apa ?

Keberlangsungan media di bantu oleh hal ini,percayalah nilai sensasional menjadi titik acuan. Kredo nilai media. Bukan akses penting lagi nilai informasi shahih atau tidak, tapi bagaimana di wujudkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan informasi untuk di konsumsi.Informasi dapat di terima apapun wujudnya, dengan mengesampingkan kebenaran dan keaslian berita.

Televisi membentuk image suatu keadaan yang lebih hebat, hype , dan kejadian di sana mungkin jauh lebih hebat, opini yang di bentuk mengakibatkan hal tersebut.

Mode macam apa ini ? masyarakat membutuhkan apapun untuk di konsumsi.

Hal yang tak jauh berbeda dengan heboh di tanah air ketika beberapa adegan syur ( baca sex ) yang di filmkan baik sengaja dan tidak dengan ( kesengajaan), ribuan orang mengecam dan menyalahkan identitas moral generasi muda saat itu juga sebagai wujud kebablasan nilai acuan dan pegangan norma hidup. Sebagian apatis dan sebagian lagi tersinggung. Itu rahasia umum. Para pelaku di buru dan di tangkap dengan tuduhan norma susila, namun itu menghidupi beberapa sektor industri, VCD bajakan tentunya, tanpa dapat kita cegah.

Sedikit kesampingkan moral ketika menilik langsung pusat pusat penjualan rekaman ini ( secara legal tentunya ), saya menjadi individu yang mengalami keberpihakan dan dilema, ikut mencari atau tak akan berminat pada hal itu apapun bentuknya.
Kalau jawabannya adalah ikut menikmati, itulah wujud sensasional yang di rasakan sebagai keingin tahuan, arus yang membelokkan fakta dan kelebihan yang di gembar gemborkan. Itulah halnya, bukan main nilai sensasi dan publisitas jauh lebih penting, dari sekedar isinya. Realitas yang di lebih lebihkan.

Stereotype dalam kondisi sekarang.

Dan saya bertanya kepada nilai sensasional.

Wednesday, January 12, 2005

Menyimak Budaya Populer



Belanja baju, nyobain sepatu, dengerin gosip, liat TV butut semua acaranya, molor pake kasur baru, beli buku,nonton TV, makan fast food, beli ini beli itu, bayar pulsa,bayar utang, nonton bola, ngumpulin maenan, ngetik SMS, maen game, beli CD dan DVD bajakan, kondangan, pacaran di mall, nginternet,ngeblog dan lain sebagainya blah blah ....

Secara sederhana, budaya populer-lebih sering disebut dengan budaya pop- adalah apapun yang terjadi di sekeliling kita setiap harinya. Apakah itu pakaian, film, musik, makanan, semuanya termasuk dalam bagian dari kebudayaan populer. Baik, sebelum kita lanjut lebih jauh, mari kita bahas definisinya satu persatu. Definisi dari popular atau populer adalah diterima oleh banyak orang, disukai atau disetujui oleh masyarakat banyak. Sedangkan definisi budaya adalah satu pola yang merupakan kesatuan dari pengetahuan, kepercayaan serta kebiasaan yang tergantung kepada kemampuan manusia untuk belajar dan menyebarkannya ke generasi selanjutnya. Selain itu, budaya juga dapat diartikan sebagai kebiasaan dari kepercayaan, tatanan sosial dan kebiasaan dari kelompok ras, kepercayaan atau kelompok sosial.

Membicarakan tentang hal ini, tak terlepas dari campur tangan industri yang membesarkan pengaruh musikalitas dan yang menjadi gaya hidup saat ini. Budaya Populer, yakni budaya yang terbentuk, merupakan produk industrialisasi, kajian budaya merangkulnya dan melihatnya sebagai ekspresi positif “orang kebanyakan” untuk bertahan. Kajian budaya mengatasi rasa ketidakberdayaan dalam menghadapi kekuatan-kekuatan pasar, politik dan teknologi global dengan mencari ruang gerak tekstual di antaranya.

Semoga dengan melakukan kajian budaya dalam hal ini, dapat memberikan ruang gerak teks dan wacana yang di baca lewat simbol dan perwujudan keseharian. Mengisi susasana sosial dan menjadi kebiasaan yang tidak bisa di hapus begitu saja.

Kebiasaan atau habit yang timbul menjadi satu pola konsumsi populer tersendiri ini telah mengekang kita dan tanpa kita sadari kita ikut terperosok dengan kebahagiaan kedalamnya. Kepentingan Borjuasi dan sebagainya dan sebagainya dan sebagainya ...

Mungkin kita bisa menakar pola konsumeritas untuk apa yang sesuai dengan kebutuhan . . .

mungkin inilah jalan yang aman dalam menghadapi arus besar metanarasi ini. . .

(terinspirasi oleh sakit perut sehabis makan gambar di atas)

Tuesday, January 11, 2005

Mohawk sebelum masanya . . .



Saya teringat pada seseorang ...

Salah satu hero di stasiun televisi yang kerap menayangkan klip klip dangdut dan berjoget berputar dengan gaya khasnya, lenggak lenggok jutawan muda gagal dalam bercinta dan kolaborasi dahsyatnya, duet dengan Tukul Arwana membawakan acara Dangdut di TPI . . . .

Dan dia pernah muncul dalam video klip seorang biduanita dangdut yang belum banyak di kenal orang dan sukses dengan salah satu adegan yang menuliskan :

" Gogon Phd, Lulusan Future Universiti ( pake i ) dengan status terdengar . . . "

Dan saya sekarang merindukan aksi sang jagoan kita ..... yang ntah kemana kabarnya

ha ha ha ha

foto

Sebuah gambar bisa menunjukkan sifatnya yang paradoks karena ia sekaligus bisa berperan untuk menyembunyikan ketidakharmonisan suatu hubungan dan juga keharmonisan suatu hubungan yang terselubung.



mungkin juga nggak ....

Monday, January 10, 2005

Menikmati Solusi dari Berk@*%!$n

Berk@*%!$@n, selayaknya hal hal lain yang patut di laksanakan di dunia yang kejam ini ternyata menyisakan kegelisahan tersendiri. Proses pemutar balikan fakta, mempertanyakan ulang, mendekonstruksti struktur mapan sebelumnya, ternyata malah menjadi titik pangkal suatu perbincangan menarik dalam kaitannya medeskripsikan kesimpulan.

Kesimpulan bukan lagi solid, namun bersifat plastis.

Memutar balikan konsepsi nostalgik dan romantis adalah keinginan mempuitikkan masa lalu dalam kemasan sekarang.

memberi jawaban terhadap apa yang menjadi persoalan maha pelik dalam lintas kepala seorang, belumlah cukup.

Berk@*%!$@n ternyata susah di prediksi dalam menentukan wujud akhir .....

Apakah itu Berk@*%!$@n???

TEST

Senin, 10-01-2005, terasa amat panjang dan menjemukan ..

Damn the artwork ...

viva la concept ....

he he he he

Friday, January 07, 2005

Memiliki Ruang

Sesaat saya tercenung ketika sampai di kamar sendiri pada pukul setengah 8 malam, setelah sepulang dari kantor. Saya terdiam dan lebih memperhatikan ruangan. dan mulai mengingat ingat kapan terakhir kali saya merasa mencintai sebuah ruangan kecil yang penuh dengan barang barang yang saya sebut sebagai kamar ini. Spontan teringat dan menyadari betapa rutinitas telah menjelma menjadi 'seragam' keseharian bagi saya dan orang lain pula tentunya.

Ruang menjadi serasa asing bagi saya.

Apa yang kita ketahui tentang identitas dan makna ruang ? sesuatu menjelma menjadi sangat serius jika di kaitkan dengan pemahaman ruang. Saya sempat teringat dengan ucapan seorang Bambang Sugiharto, " Ruang dan identitasnya terasa sangat berubah pada masa sekarang, rasa memiiki dan hakikat batiniah menjadi absurd ...". Benar adanya, saya merasakan kerinduan yang amat sangat terhadap sosok ruang di tanah kelahiran yang telah setia menaungi selama 19 tahun kehidupan saya, justru di saat saya jauh dan tenggelam dalam kesibukan yang mungkin tak berujung ini, dan tentunya mengalami kondisi psikis yang berbeda setiap kembali kesana.

Ruang batiniah ternyata tak mudah di taklukan oleh gejala fisik periodikal semata. Sang faktor lain, wujud fisik ternyata mampu memberikan penghayatan yang mendalam untuk itu.

Hmmmm ....mungkin saya lebih percaya kita akan memunculkan hasrat dan kenangan akan rasa memiliki tersebut, di saat kita jauh.

" I’m on my way....Well, I’m on my way....Home sweet home.."
(Motley Crue,1991)


(2 penjaga rumah setia, patut di jadikan suri tauladan )

Thursday, January 06, 2005

( Sambungan) BECOMING LIKE GOD

Penempatan materi yang paling frontal mungkin pada ukuran bagaimana kebutuhan tersebut di determinasi secara tinggi lewat serbuan pola pola kapital. Industri,dagang dan gaya hidup adalah kebutuhan bertahap yang di jabarkan dalam kelas kelas kehidupan dan perbedaan yang semakin labur di negara dunia maju dan dunia ke 3 ataupun malah ke empat.

Mengagungkan kelas dan menciptakan jarak dengan merengkuh pangsa pasar global tanpa memandang kelas adalah tindakan kapitalistik yang amat sangat luar biasa.Disini tanpa di sadari saya sudah mencederai jargon kapital dalam diri saya sendiri dan amat bohong jika saya sendiri tidak mengakui telah menjadi bagian aktif dari skema narasi besar ini. Dan menikmatinya amat sangat, sadar dan cukup sadar.

Kabbalah, sebagai acuan, sebagai ajaran dan sifat religi. Beberapa artis Hollywood mengaku mendalami ajaran ini, sama halnya dengan beberapa orang terkenal di luar sana yang mengaku mengikuti Scientific-church. Whatever ..., semua itu hanya mengacu kepada keberpihakan dan kebosanan terhadap agama agama konvensional dalam pencapaian dinamika negara maju itu adalah wajar, heterogenitas ternyata amat penting, untuk melahap homogenitas.

Bagaimana Negara Maju telah mengakomodir kepentingan dan Negara Berkembang di dunia ketiga menjadi penyerap kepentingan itu ? Semisal mempermasalahkan modernitas tanpa melihat ketimpangan diri sendiri ? mempertimbangkan Modern dan Tradisi apakah dapat bersatu ?? yang dengan tegas semua bisa di satukan ! Sebuah larutan post- kolonial, interaksi di dunia posmo, tanda seru terhadap hal ini.

Bagaimana sang waktu telah meluruskan jalan akan kemampuan menolak pragmatisme dalam agama, pemampatan nilai nilai spiritual dalam materi? pencerahan yang di impikan ? Bukankah itu semua berujung pada keinginan manusia untuk menaklukan hasrat terdalam diri sendiri ? menikmati keinginan untuk lebih dan lebih, mempunyai tujuan akhir yang dapat di bilang tak akan pernah berakhir.

Saat ini semua larut dalam batas global yang sudah hancur. Kita hanya menyangka kita adalah Tuhan yang menciptakan dimensi ruang sendiri.Nihilis menjadi syah ketika pergulatan medan sosial mencapai akumulasi batas kejemuan.

Sudah saatnya Tuhan Tuhan lain berhenti di ciptakan.

LIKE GOD, I WANNA BE LIKE GOD ...

SONGS FROM HELL

Terlepas dari sering atau tidaknya kita mendengarkan lagu, jujur saja mendengarkan lagu bukan segalanya, dan dunia lagu hanya berlaku jam jam sebelum ke kantor dan sepulang kantor, sisanya setiap sepuluh menit - limabelas menit.

Telah seminggu ini lagu lagu brengsek ini menghiasi layar monitor dan merusak sebagian otak dan perasaan saya.Buat yang suka download silakan mencari lagu dengan menggunakan fasilitas tool search ; http://www.alltheweb.com

Berikut beberapa lagu yang telah di download dengan apik dan yang saya rekomendasikan sejujurnya baik untuk merusak kehidupan maupun jam jam makan siang.

1. Dont Drag Me Down dari Social Distortion (Punk Rock Jambul pimpinan Mike Ness)

2. Lateralus dari Tool ( album favorit nanti saya review yah !! )

3. Schism masih dari Tool

4. Engine of Death dari Nasum (rekan saya di link blog ini adalah penyembah berhala monolith bernama NASUM )

5. Imperium dari Machine Head ( udah di bahas)

6. Check The Meaning dari Richard Ashcroft( indah nian lagu lagunya)

7. I Am not Okay dari My Chemical Romance

8. I Wish Had An Angel dari Nightwish (golongan romantic, mungkin masih nyembah band lawas kayak Helloween dan My Dying Bride)

9. Not Falling dari Mudvayne ( berdandan ala psiko, skill bass nya gila gilaan )

10.Dan tak terlupakan lagu lagu Ebiet G Ade yang selalu menemani kita saat menayangkan kejadian di Aceh lewat televisi.

FYI, untuk rekan yang tertarik tukar menukar MP3 mungkin kita bisa saling berderma...


(kembali merusak geliat alam bawah sadar dengan lagu lagu keroncong)

Ultra Violence

Bukan sekedar apa yang diinginkan, namun tadi malam saya mengalami mimpi atau perjalanan transendental menuju dunia bawah ( sok dalem )di mana saya merasakan nikmatnya mengendarai kecepatan dahsyat Durango 74.

Konyol? Bisa jadi sebelum tertidur, masih sempatnya menikmati filem garapan Stanley Kubrick, Clockwork Orange (1971), dan alhasil tertidur sesudahnya.




DVD Clockwork Orange masih nangkring dengan manisnya di DVD ROM komputer saya dan paginya rada enggan meneruskan kembali filem yang sudah berkali kali saya tonton itu.

Kejahatan tanpa alasan, kriminalitas menuruti ego terdalam manusia, sex, violence, rapist, pacifist ...suatu alter ego dari sang tokoh , Alexander de Large (diperankan oleh Malcolm McDowell), secara lengkap. Membayangkan kriminalitas dan sex dalam gemuruh musik Beethoven. Dan bagaimana Stanley Kubrick, menaruh Artwork era seni rupa kontemporer tahun 70 an di dalam filem ini, di setiap setting lokasi.Bagaimana mentalitas dan psikis seorang berandalan di reduksi perlahan dengan visual, ini menjadi sudut pandang yang amat menarik.

Pheww ..mungkin banyak yang menyenangi genre cult movie, dan filem ini sudah di bahas di internet jutaan kali, tapi tetap saja memikat tapi membahas filem filem Kubrick gak akan habis habisnya ...

Percayalah,ini benar benar Satir dan nikmat untuk di tonton, it's art,it's life,and in a funky way, it's entertaining . . .

Wednesday, January 05, 2005

Bagaimana berkata kata

Sejauh ini awal dari ketertarikan seseorang dalam menguasai suatu bidang di dasarkan pada kemampuan untuk mencoba coba dan menguasainya. Secara pribadi, membudayakan untuk mencatat ternyata merupakan sesuatu yang tergolong baru bagi saya. Saya percaya untuk menuliskan sesuatu merupakan hal yang tidaklah sulit dan berat, namun bagaimana kata kata yang telah kita pilih dapat mewakili bagaimana apa yang kita ungkapkan dapat di tangkap dengan jelas.

Dalam hal ini saya memilih blog sebagai sarana untuk itu dengan pertimbangan sejumlah visi, terus menulis dan memproduksi rangkaian kata dalam upaya sedikit menorehkan catatan ( yang mungkin tak penting bagi orang lain )untuk mempertimbangkan progres dan perkembangan bagaimana saya berpikir dan bertindak.

Dan amat mengasyikkan memiliki teman teman yang mau mendukung dan saling berbagi tentang apapun lewat media ini, walau sekedar menyapa 'hai' dan obrolan santai sekalipun, tetap memberikan dampak yang baik dalam ruwetnya dan kacaunya lalu lintas pixel dan interaksi virtual dimonitor komputer yang terhubung dengan jaringan internet ini.

Saya percaya kata kata dan juga visual tentunya, memiliki kekuatan lebih untuk itu ....

BECOMING LIKE GOD

Judul postingan di atas mengingatkan saya pada perbincangan yang lalu lalu dengan seorang teman tentang sebuah buku yang berjudul : Becoming Like God; Kabbalah the Ultimate Destiny" yang di karang oleh Michael Berg, seorang kabbalah atau kabbalistic( dapat di akses di http://www.becominglikegod.com/ , kabbalah sendiri adalah sebuah aliran Spiritual dari kaum Kuno yahudi, bersumber dari Kitab kuno yang di sebut Zohar, Sebuah ajaran yang di klaim bukan sebagai untuk agama tertentu, namun universal.

Awalnya saat sang teman menyebutkan judul ini, pendengaran saya mungkin sedikit terganggu, saya kira dia menyebutkan Becoming White God, hmmm awalnya saya sempat sebal, karena paradigma KeTuhanan lama yang rasis masih diangkat juga oleh Bule bule di sono.

Dalam arti luas, dan kondisi sekarang ini kata kata Becoming Like God, ternyata adalah suatu konsep penentangan terhadap nilai nilai pragmatis , di sempitkan ke dalam materi. Manusia kerap mengandalkan iptek dalam membuat progresivitas peradaban, sesuatu yang tidak salah dan perlahan manusia mencoba mengadopsi hal hal lain di luar dirinya yang kerap dekat dengan act like God, dalam kepercayaan dan nilai nilai religi yang di mampatkan dalam wujud Kemanusiaan.

Dengan bahasa iteral, ternyata ini adalah semacam metode penyampaian makna baru akan kehidupan yang bisa di redefinisi ulang dengan jalan saintis, sebagai bagian dari perwakilan konsep baru kemanusiaan yang akan di paparkan kembali.

ACT LIKE GOD ( bersambung )

Tuesday, January 04, 2005

REVIEW CD eh MP3 ( part 2 )

SLIPKNOT
Vol 3 : The Subliminal Verses
Roadrunners Record 2004



REVOLVER Magazine, June 2004
"Vol. 3 retains the brute force and cathartic fury, but sets those primal elements within a significantly broader tonal spectrum."


Semacam katarsis dari keindahan dan getir yang mencekam, laksana mentalitas Artistik Thom Yorke dan agresivitas Kerry King bersatu dalam satu band ... di padu dengan album IOWA versi yang lebih lembut ..

Dengan mengesampingkan 3 album sebelumnya, dan bayang bayang album terakhir, IOWA ( 2001 ), mendengarkan komplektisitas dan riff yang catchy dan kadang njelimet.Angst, Anger, getir dan gemuruh berpadu dalam satu album ini, semacam bercerita untuk satu sama lain saling terkait .

Album ini bikin saya terkesan !

Di produseri oleh Rick Rubin, si tangan emas yang sukses menelurkan album2 Metal dan Rap, seperti Slayer, System of A Down, Run DMC, Aerosmith dan lain lain, Slipknot seperti bukan tercermin kembali jika mendengarkan album ini. Nomor nomor yang memikat dan mencekam seperti Vermilion, Duality dan Pulse of Maggots,Opium for the People dan lainnya.

Terasa getir jika mendengarkan track ( mungkin bisa di bilang amat jenius ) vermilion, bagaimana membangun tema dengan baik dan paduan synth dan sample piano yang di kombinasikan dengan agresivitas beat beat joey jordison ( drum )...salah satu lagu terbaik di album ini. Dan gemuruh perkusi dalam Three Nill, cukup luar biasa, dan Opium For The People yang mengadopsi gaya Death Metal dengan baik. dan juga memasukkan unsur cello dan akustik, amat sangat surprise ...

cukup untuk berkata kata

album ini hampir....hampir ... amat baik dan ..sempurna

Di dengerin sambil : mencaci Simple Plan dan menghancurkan MTV.

APA YANG KITA KETAHUI TENTANG "ITU"

Apa yang kau ketahui tentang "Itu" ??

Sebuah tanda dan pengucapan
Yang di pakai sebagai eksistensi terhadap kebendaan dan wujud
Namun Bukan Filsafat Materialis

Bukan sekedar chit chat berdasarkan buku Chicklit

Bukan pula Resesi Keberadaan dan hakikat

Namun Palsu dan Gelap

Sebagai wujud keberadaan
Eksistensi Kesejarahan

Wujud tak berujung dari Keponggahan Masa Lalu
Cinta kepada Kerumitan

Dehumanisasi Segolongan
Faktor penentu Arah Kematian

Pola Pola Berpikir Sakit
Monolitik

Rekayasa transendental
Esoteric dan Pragmatis

Apa yang kita perbicarakan tentang " itu" tidaklah cukup dan juga benar ...

MENIKMATI KEBOHONGAN

Manusia adalah serigala bagi sesamanya …

Bagaimana mungkin menyikapi kalimat di atas tanpa melihat sejarah dan sisi lain yang terkait dengan Antroposentris ini ?

Kalimat diatas jelas menunjukkan term pada fakta terakhir dan istilah yang mengacu atas kesimpulan suatu kajian psikologis dan ilmu ilmu humaniora terhadap perilaku manusia.
Manusia menempati rating teratas dalam kehidupan di muka bumi. Setiap jengkal muka bumi menjadi acuan dan landasan sifat dan tingkah laku manusia dalam melakukan adaptasi dalam kehidupan, hal yang mana membentuk ras dan habbit yang terkait dengan kepentingan bangsa dan ras asalnya. Maka manusia berhasil menciptakan peradaban, ilmu dan budaya dan elemen penting penyikapan terhadap kehidupan sebagai kepentingan diri sendiri.

Manusia selalu mengalami progress dalam peradabannya, dengan berpikir maka manusia mencapai kemajuan pada masanya, sampai sekarangpun di masa modern, dengan pola berpikir modern, terutama dalam kerangka epistemologi dan kiprah keilmuannya, lama memandang realitas dalam kerangka dualisme subyek-obyek. Manusia, terutama akal budinya, dilihat sebagai subyek yang terpisah dari dunia obyektif luarnya.

Asal usul manusia menjadi amat sangat labur, batas antara agama sebagai ritus kepercayaan dan pegangan bathin amat sangat kontradiktif dengan ilmu Antrophologi dan Arkeologi, semisal.

Konteks kebudayaan dan kehidupan manusia sekarang menjadi amat sangat kompleks, penekanan pembalikkan dan perlawanan terhadap makna lama yang di redefinisi menjadi ke-sekian kalinya hal ini berubah dan bergerak. Makna sama dari sebuah peradaban yang di hembuskan ke arah perubahan. Hal mana yang tak bisa di tentang dan dan di lawan, niscaya upaya mempertahankan kebudayaan merupakan ketakutan akan perubahan.

Niscaya, kalimat di atas adalah hasil perenungan panjang terhadap perilaku manusia sendiri. Tanpa di sadari kita memiliki keinginan terpendam yang di wariskan turun temurun menurut ras dan genetis untuk saling menguasai, dan menuruti ego belaka.Secara pasti ras Manusia menuruti hasrat terdalam untuk berpetualang, menemukan tempat baru dan menjalankan proses regenerasi. Human-sense dalam humanisasi sewajarnya.

Apakah perang itu ?

a legal state created by a declaration of war and ended by official declaration during which the international rules of war apply....

Perang semacam suatu hal yang biasa dan biadab ..sejarah manusia erat kaitannya dengan perang itu sendiri, pekat dan lekat.

Wujud keinginan tuk saling menguasai secara paksa lewat kritikan naluriah atas nama institusi negara, perang adalah jaminan kelangsungan kehidupan dan kebertahanan masing masing ego dalam diri manusia.

Perang menjadi sosok penting dalam menunjang rasa dan empati terhadap kekuasaan, berlangsung dalam konteks atas nama dan jelas mengesampingkan kuasa kasih terhadap sesama, perang juga menjadi jalan akhir dan awal terhadap sesuatunya.

Bagaimana dengan bencana Alam ????? Alam yang memerangi manusia ? Dengan kejadian kemarin di Aceh, Srilangka, India, Bangladesh, Maladewa, Malaysia, Thailand dan lainnya ??? Alam telah berperang dengan manusia dan manusia adalah korbannya ...

Sungguh mengerikan. Belum pernah ada dalam catatan sejarah perang manusia yang menimbulkan begitu banyak korban kesengsaraan dalam waktu singkat seperti yang telah ditimbulkan oleh amarah tsunami Asia. Perang bukanlah nasib. Perang adalah nafsu amarah kebodohan manusia yang menyengsarakan.

Nasib dan takdir ...

Monday, January 03, 2005

REVIEW CD eh MP3 deh

JERITAN ROCKER PATAH HATI



Getting Away With Murder ( Agustus 2004 )
Papa Roach
(mohon maklum mp3 yang berhasil di rip dari cd audio aseli + kualitas sama)

Secara musikal, band ini diam diam cukup menarik perhatian. Semenjak album Infest( 2000), dan lovehatetragedy (2002). mereka masih konsisten dengan warna musiknya. Saya tak akan mengklasifikasikan jenis musik mereka sebagai Nu-Metal, istilah norak made in majalah HAI, musik mereka Hybrid kok...some rap, punk, funk, and metal....all mixed into one album, here they come ...

Album ini cenderung sedikit berbeda dengan 2 album Papa Roach sebelumnya, masih mengandalkan distorsi dan sedikit lebih kelam. Dengan judul yang tak begitu ramah, Getting Away With Murder,yang terdiri dari 12 track , lagu pertama yang cukup menarik perhatian saya, Blood (Empty Promises), cukup ekspresif dan mengena, karena ini bercerita tentang patah hati ... ha ha ha, simak liriknya

Does it run in your blood to betray the ones you love?
Does it run in your blood to betray the ones you love?
The ones you love, the ones you love, the ones you love

dan beberapa track seperti , Not Listening, Stop Looking/Start Seeing, Take Me, Getting Away With Murder, Be Free, Done With You ..cukup catchy, renyah dan masih sedikit lebih keras dari 2 album sebelumnya ...terutama nomor andalannya, Getting Away With Murder..yang masih cukup catchy .. mendengarkan album ini menyenangkan ..dan cukup menghibur tanpa memberikan pretensi yang lebih dalam untuk lebih detil...

however, This group seems to dwell on sadder themes .... that's great ...

Enaknya dengerin sambil : menggaruk punggung yang gatal dengen penggaris atau mistar yang panjang + sebotol Fruit Tea rasa leci.

Masih buat Aceh ...

titipan dari teman di kaskus.com

Link dibawah ini dapat kita gunakan untuk membantu pencarian korban tsunami Aceh.
Mohon disebarluaskan, semoga berguna.

link : http://www.untukindonesia.com/file/aceh/victims.php

demikian informasinya ..thks ...

moga moga berguna

SELAMAT PAGI DUNIA


Tonggak bersejarah ...

Bokir :"Betty, ayo naek, manjat pagar, ntar Tuan besar keburu tau !!! "
Betty : " Ah gak mau ah ..entar Robek ...."

Film Bang Ben, yakni Betty Bencong Slebor, merupakan filem pertama di televisi yang secara utuh saya nikmati di tahun 2005, untuk itulah saya merasa terhormat untuk menaruh foto almarhum Bang Ben, di postingan terawal di tahun 2005 ini

Selamat pagi ...walau udah jam 11 an juga ..inilah posting teranyar di tahun 2005 awal ..semoga tahun depan masih bisa ngomong gini lagi ..:)

huehuheuhuehuhehheheu