Wednesday, June 29, 2005

Takashi Murakami

Selalu ada cara mewujudkan kecintaan masa kanak-kanak dalam karya perupaan yang rumit dan satir sekalipun. Fun, menghibur namun dalam dimensi yang besar.

Image hosted by Photobucket.com

Karya Takashi Murakami, mengingatkan akan keceriaan masa kanak-kanak yang terobsesi dengan gadget, toys, dan figur-figur komikal. Lingkup visual wujud karyanya, berkisar dari cartoony paintings sampai wujud quasi-minimalist sculptures serta balon-balon raksasa. Penerapan wujud lain malah dalam prduk massal seperti kaos, mug dan bahkan action figure yang menyerupai produk Manga, Jepang. Surealis yang komikus. Sepintas melihat karyanya, saya seperti melihat parodi hidup dari wujud komikal yang banyak digandrungi generasi muda saat ini.

Image hosted by Photobucket.comFrom Mori Art Museum Inaugural Exhibition, Happiness © 2003, Takashi Murakami

Salah satu statement darinya yang menarik, adalah konteks kritik dan pemahamannya tentang budaya Jepang saat ini. Dimana kultur jepang sendiri menyimpan banyak wujud subkultur sebagai kepentingan sesaat dan mencabut kebersamaan masyarakat selaku makhluk sosial yang selama ini dirindukan dirinya. Utopis memang, namun perilaku dan kepentingan budaya telah tercabut dan memang lebih baik identitas tak perlu dipermasalahkan lagi nilai orisinilnya.

Image hosted by Photobucket.com
"Dob's March," by Takashi Murakami, vinyl chloride and helium, 92 1/2 by 120 by 71 inches, 1994


Sehingga, Murakami banyak menginterprestasikan karyanya dalam konteks hiburan, ikon komikal dan sesuatu yang bersifat populer. Seni seolah menjadi tidak penting untuk dipermasalahkan dalam wujud batasan. Komunikasi dan pesan yang ingin disampaikan. Hanya sejauh mana upaya untuk memperlihatkannya dalam konteks dan situasi yang sesuai dengan tujuannya.

Klik disini untuk lebih resmi: ++++

No comments: