tag:blogger.com,1999:blog-9736448.post110914909154405990..comments2023-11-02T23:03:41.548+07:00Comments on First-things-first: Filsafat Sakit Perutwahyudi pratamahttp://www.blogger.com/profile/07038313634601678216noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-9736448.post-1110188319733469552005-03-07T16:38:00.000+07:002005-03-07T16:38:00.000+07:00ribut-ribut soal libido, sekali-kali perlu diperta...ribut-ribut soal libido, sekali-kali perlu dipertanyakan, jangan-jangan libido itu cuma tipuan alam supaya spesies tidak punah? <br /><br />sedang masalah klaim pemakan daging adalah kuburan, sudah bisa ditebak kaum non-vegetarian akan balik bertanya, "Apa tumbuhan bukan makhluk hidup?" Susah juga kalau manusia disuruh makan batu ya? Kalau mau lihat dari sisi teologi mistik sih, katanya di dunia ini ada 4 gradasi beings: mere beings - living beings - human intellect - angelic intelect. Cuma tidak dijelaskan apakah tumbuhan dan hewan itu termasuk dalam satu tingkat sama rata dalam gradasi ke-2. Yang jelas, pemakan daging itu bau. Tidak percaya? Coba saja tidak menyentuh daging barang satu tahun.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-9736448.post-1109359217197589862005-02-26T02:20:00.000+07:002005-02-26T02:20:00.000+07:00aha! iya saya juga seharusnya mengungkapkan kalima...aha! iya saya juga seharusnya mengungkapkan kalimat:"...tapi memaparkan masalah integritas yang terkait dengan visi."... hanya saja nak Yudi ini lebih pinter dari saya.<br /><br />Ok. Sejarah memang harus dikaji. Termasuk di dalamnya apapun yang terekam ataupun tidak, terlepas dari otentisitasnya./ n i k k /https://www.blogger.com/profile/10782311669814990851noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-9736448.post-1109318785552135912005-02-25T15:06:00.000+07:002005-02-25T15:06:00.000+07:00ya kalau mencurigai filsafat barat sih sah sah aja...ya kalau mencurigai filsafat barat sih sah sah aja.. toh hegemonitas mereka udah mulai di pertanyakan dan di indikasikan mulai runtuh ..melihat kuatnya cross-culture saat ini.<br /><br />Cuma sialnya kita belajar dari mereka dahulu untuk pemahaman ini ..karena budaya mendokumentasi mereka udah ribuan tahun apalagi untuk sekedar objek filsafat ...lebih kompleks dan ribet dari yang kita bayangkan.<br /><br />Rasanya agak naif kalo kita mempertanyakan " barat itu udah gak mafhum lagi", lagian filsafat bukan mencari titik temu atau solusi ..tapi memaparkan masalah integritas yang terkait dengan visi ..<br /><br />mungkin bisa di lihat ulang pertanyaannya udah terjawabwahyudi pratamahttps://www.blogger.com/profile/07038313634601678216noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-9736448.post-1109229923081532182005-02-24T14:25:00.000+07:002005-02-24T14:25:00.000+07:00Saya juga pernah baca, kalo enzim yang terpaksa ke...Saya juga pernah baca, kalo enzim yang terpaksa keluar karena keseimbangan zat zat gizi terganggu di dalam perut itu mengakibatkan mules atau apa dan sebagainya adalah bersifat toksik jika dibiarkan terlalu lama menjajah setiap inci dinding2 usus dan lambung kita. Kebetulan saya juga kmaren sakit perut gara2 masuk angin sehabis muter2 Jakarta seharian pake singlet brudul doang....heuhuehuee<br /><br />Anyway, kalo ditilik semuanya dari filsafat barat, apakah pencarian makna yang terus menerus digali tadi akan menemui titik akhir atau konklusi? Memang sih bukan hasil akhir yang diminta, namun kendati demikian seorang filsuf (barat) mustinya mampir ke warung2 filsafat yang ia lewati di sepanjang perjalanannya, katakanlah warung tegal atau warung makan masakan padang pasir. Bolehlah berlagak dengan busana materialisme fundamentalis, asal kacamata kudanya dicopot.... biar lebih berbudaya gitu...<br /><br />Makna boleh beda di setiap konsep otak manusia. Kurang lebih demikian karena asupan nilai gizinya pun beda di setiap perut.<br /><br />Hmm... saya hanya melihat bahwa filsafat barat bukan segalanya dalam menentukan kandungan esensi setiap elemen hidup, hingga urusan gerogot brutal enzim beracun yang mencabik di dalam sana..... Saya masih merasa ada campur tangan kepicikan di luar sana./ n i k k /https://www.blogger.com/profile/10782311669814990851noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-9736448.post-1109216450026940262005-02-24T10:40:00.000+07:002005-02-24T10:40:00.000+07:00Tentang perut pasti kaitannya dengan makan heheheh...Tentang perut pasti kaitannya dengan makan hehehehe yoi mas kere ....naluriah sama aja dengan binatang cuma lebihnya manusia bisa mikir dikit ....hahaha<br /><br />Sepertinya ada yang salah dengan manusia ...ehhh becanda ding hehehehe<br /><br />Dulu Aristoteles pernah bilang, <br />tubuh dan jiwa manusia justru sebagai satu kesatuan. Keduanya menyatu sedemikan sehingga jiwa mau tidak mau pasti akan mengalami kerusakan dan kematian sesaat badan mengalami kematian.<br /><br />Descartes pernah bilang hal yang lain lagi tentang ini, tentang dualisme jiwa dan tubuh.<br />Ia merumuskan sesuatu yang sudah lama terpendam dalam iklim filsafat barat dan masih tetap hidup terus yaitu dualitas, keduaan tubuh dan jiwa.<br /><br />trus ada lagi, Manusia di curigai sudah dari sononya mengalami hasrat dan tujuan sebagai wujud nalurinya yang sebelas dua belas sama binatang ( kata Nietschze lho).... memelihara api dan hasrat kebinatangan yang bikin hidup lebih hidup (hahaha maksa)<br /><br />Dan sekarang, orang orang kayak baudrillard, Fukuyama, Foucault bilang kalo tubuh adalah wahana berbagai macam identitas, ideologis dan politis ..mengakomodir segala macam hal hal yang mewarnai hidup. Anthroposentris deh ...<br /><br />Saya jadi mikir ternyata kecurigaan terhadap konsep tubuh itu sendiri udah berusia ribuan tahun. Semenjak filsafat itu sendiri ditemukan. Semacam ada nilai nilai enigmatik terhadap tubuh.Manusia mencoba memahami apa yang ada di dalam tubuhnya, apa yangmenggerakan tubuhnya secara mekanis. Dan akhirnya saya rasa manusia belajar dengan asupan dan hal hal fisik dan non fisik di luar ke-"tubuh'-an, sebagai sesuatu yang di pelajari untuk melihat faktor2 pembentuk diri manusia.:p<br /><br />Dan saya jadi yakin bahwa persoalan tentang tubuh, identitas, filsafat makanan untuk perut ini, ternyata terus menerus di kaji dari semenjak Aristoteles ABG sampai Francis Fukuyama mau kawin lagi hehehehehe.<br /><br />Soal kuliner itu emang keren ...hasrat artistik dalam mengolah makanan yang erat kaitannya dengan cita rasa :P padahal mah kalo udah di perut ya keluarnya gitu gitu juga ahahahahaawahyudi pratamahttps://www.blogger.com/profile/07038313634601678216noreply@blogger.com