Tuesday, November 22, 2005

Conceptual Art

"If you like conceptual art, think about honking." - Bumper sticker, c. 1977 -

Beberapa orang mungkin berpikir jika sebuah karya seni, dibuat memang untuk merepresentasikan tentang suatu imajinasi, suatu jarak dan keterkaitan yang absurd, dan selebihnya lagi, cenderung tidak mengerti.

Untuk itulah gunanya penjelasan. Tapi tentang apa? (omong-omong sudah hampir sebulan ini saya tidak posting di blog ini)

Namun saya juga tidak akan merepresentasikan tentang hal itu, bagaimanapun perbenturan dengan solusi pemikiran khalayak ramai masih ada, apalagi tentang hal ini, seni.

Oh ya,sudah sangat jamak, seni rupa tak sekedar seni lukis, patung, instalasi dan performance semata. Seni merambah ke dalam wujud pemikiran dan wahana pemikiran yang lebih kompleks. Andaikata hal itu bisa dinikmati pun, rasanya kening berkerut dan pemahaman terbengong-bengong oleh visual kompleks adalah layak. Karena dalam hal ini ideal dan hal yang memang ideal nampak dalam sebuah karya seni. Seorang seniman memang selalu dituntut egois, dalam berkarya, sangat.

Walau kerja kelompok sangat penting dan menjadi trend saat ini.

Ok, kali ini saya akan membahas sebuah jenis karya rupa yang telah menjadi trade mark akan apa yang disebut sebagai seni konseptual. Karya-karya ini memang lekat dengan wujud yang cenderung simpel, minimalistik dan biasanya tiga dimensional. Karya konseptual biasanya merupakan sebuah karya yang menyajikan tentang apa yang ada dibalik realita. Dimana realita menyimpan kekhawatiran bagi setiap seniman akan wujud lain yang lebih kompleks.

Image hosted by Photobucket.com
Jenny Holzer, Truisms, 1983, computerized electronic sign

Conceptual Art, menurut beberapa sumber yang terpercaya (hehe), merupakan suatu babak baru (di masa 60-an loh) dalam karya perupaan yang lebih menekankan ide, dibandingkan visual akhir, bagi mereka ini merupakan bentuk penentangan terhadap formalisme yang memang menciptakan wujud ideal dalam perkembangan seni, dan mereka mengusung sebuah gagasan yang menolak mentah –mentah seni sebagai hasil akhir dari sebuah perjalanan ide.

Pada dasarnya mereka memang mengandaikan ’upaya pemetaan’ nilai simbolik suatu wujud, khasanah yang telah lama dilupakan dan menyeruak langsung kedalam nilai yang cenderung nihilis dan minimalis. Sebagai wujud nyata ekspresi sebuah masyarakat barat yang makin dingin dan cenderung terjauhkan oleh teknologi. Dan memang para seniman ini lebih menyeret permasalahan visual, kedalam wilayah yang labil, berat dan dingin dan serta merta menyeret pemahaman terlalu ke wilayah diskursivitas-intelektual ketimbang intensifikasi perasaan seperti indahnya lukisan, menariknya sosok figur dalam fotografi dan patung tembaga yang menggambarkan sosok seorang pemikir, lebih menarik dan meracau akan insight philosophy ketimbang insight aesthetic.

Selama 10 tahun kemudian, perkembangan seni rupa jenis ini memang perlahan buram, dan sejarah seni berubah kedalam wujud yang lebih masinal, dan ide pada akhirnya menjadi mesin hasrat yang telah di kembangkan secara umum dan biasa. Dan kemudian hal-hal yang biasa itu menjadi sesuatu yang eksklusif, ketika dikemas dalam ruang-ruang bersih galeri seni (Pop Art dan Contemporary).

Image hosted by Photobucket.com
Joseph Kosuth (American, 1945-), Clock (One and Five), English/Latin version, 1965, clock, photograph and printed texts on paper.

Secara umum karya ini mengasyikkan, aneh dan cenderung datar, sejurus kemudian kita sudah lupa dengan rumit dan kompleksnya dibalik realita yang (visual yang nampak) mereka tawarkan sesudah itu.

cek : Klik disini

5 comments:

/ n i k k / said...

Kok perkembangannya jadi menyurut ya, Yud? Apa mungkin secara filosofis sebuah karya seni musti ditambah estetika visual, agar dapat dinikmati publik? Padahal ranah filosofis dalam mencerap sekaligus mengilhami realita adalah karbohidrat bagi jiwa, ya cunt? :D

wahyudi pratama said...

Asemmm......... bahasa lu makin gak kuat gue ....

gini deh ..bukan menyurut, buramnya batasan makin memberikan keleluasaan teknologi sebagai landasan seni rupa yang baru, untuk memberikan makna lain. Sekarang semua udah ada, medium semua lagi dikembangkan. Terobosan ya itu udah gak ada yang baru lagi ...

Filosofi apalagi sih yang ditawarkan soal estetika saat ini ??? selain tambel sulam comot sana sini di transform kedalam teks,buku buku udah deh kelar lar lar ...wilayah basis pemikiran post-mod dan perputaran ideologi, filsafat udah tamat mat mat .. pemenang udah jelas .... siapa dia.

kayaknya tinggal kaum pemulung cecitraan nih ....hehehehe

Ampun DJ ........

/ n i k k / said...

namanya juga lagi belajar nulis, Yud... biar nyeni gitu lhohhh...

pemulung cecitraan.. hmmm
jadi inget kerjaan yang comot template orang hahahahaa....

wahyudi pratama said...

hahahahahaha karbohidrat bagi jiwa dan protein bagi akhlak ...dan vitamin c bagi senyawa filosofis...aduh jadi kebawa2 deh kikikikikkkk

kampret! nyomot template orang, ngebobol pake CC orang !! hahahahahaha ntar kalo ditanya jawabnya itu: " saya selaku pemulung cecitraan .."

ah tau deh ...

Anonymous said...

Il semble que vous soyez un expert dans ce domaine, vos remarques sont tres interessantes, merci.

- Daniel