Thursday, June 16, 2005

Kiki Smith

Mungkin bisa disebutkan, salah satu nama ini, Kiki Smith, sebagai salah satu seniman wanita yang cukup intens menggarap karyanya dalam teknik yang cukup konvensional. Salah satu seniman wanita kelahiran jerman yang cukup terkenal di Amerika ini, seringkali memvisualisasikan objek objek figurative, anatomy, self-portraiture, nature, and female iconography. Sepintas, karya-karya ini mengingatkan saya akan objek 3 dimensional yang memiliki kemiripan dengan karya Agus Suwage. Pendidikan formalis yang diterimanya dalam seni rupa telah menghasilkan pemahaman dan teknik berkarya patung secara geometris yang cukup tinggi.

Image hosted by Photobucket.com
Untitled (Flower Head)/1994/bronze and glass + Untitled (Roses)/1994/cast aluminum/ 65 x 43 x 21 in.

Awal-awal karirnya, Kiki lebih cenderung mengutamakan objek-objek formalis, seperti yang dijelaskan tadi, tentang tubuh. untuk kemudian pergerakan karyanya, seperti halnya seniman yang tidak puas pada satu medium ungkap, beralih ke kanvas dan objek-objek cecitraan dua dimensional yang cenderung langsung dan spontan.

Image hosted by Photobucket.com
Rapture/2001/Bronze/67 1/4 x 62 x 26 1/4 inches/Edition of 3

Ada pemahaman yang menarik tentang karya-karyanya. Pemahaman objek tubuh yang ajeg dan struktur anatomi yang terkuasai dengan baik dan untuk kemudian direpresentasikan dalam medium seperti perak, bronze dan wax. Alhasil tema simbolik seperti representasi Life, death - resurrection itu sendiri, menceritakan penandaan subjek dari manusia selaku pemilik wacana tubuh terdekat. Tatanan struktur tubuh yang dekat dengan tema klasik, mitologi Yunani Kuno, dan problematika (yang akhirnya mengacu juga) gender sendiri terpancar tanpa harus berteriak dalam level kesetaraan. Instalasi rupa, patung dan terakhir di tahun 2003, Kiki Smith mengeluarkan karya cetak (print making)dalam pamerannya sendiri, Kiki Smith: Prints, Books, and Things (2003).

Image hosted by Photobucket.com
My Blue Lake, 1994/Photogravure and monoprint/42 1/2 x 53 1/2 inches/Edition of 41

Tema dengan pendekatan teknis ternyata menghasilkan konsep yang sangat jelas dan terbingkai dalam level profesionalitas, sampai sejauh mana pemahaman karya dan senimannya sendiri saling terkait. Sebagai sebuah 'greget' filosofis.

klik : ini

No comments: