Tuesday, August 23, 2005

SEPTEMBER CERIA

Image hosted by Photobucket.comSebelum Aidit ada pula Dharsono dan Sema'un. Bagaimana Saudara Nyoto ? Wikana dan lainnya. Dan juga, kalau organisasi Komunis Indonesia, merupakan buah pikiran dan upaya Almarhum Henk Sneevliet, sang pendiri organisasi revolusioner ini. Yang pada akhirnya merupakan sebuah partai komunis diluar China dan Rusia. Evolusi menuju revolusi yang semua berakhir pada bulan September. September Ceria.

Saya mengingat sejenak dan terkenang akan bulan september, tanggal 30 nanti (yang ternyata masih lama dari sekarang), ingatan saya terpaku pada film "G/30S/PKI", sebuah film wajib yang selalu disiarkan oleh TVRI sebagai stasiun tunggal di tanah air pada saat itu. Mungkin sudah ribuan kali bahasan tentang hal ini (saat arus kebebasan informasi saat ini dan sayangnya televisi untuk sekarang ini dipaksa 'tidur' dan penderita insomnia akut mungkin mengeluh) mengacu pada wacana pembelokan sejarah, dekonstruksi dan rekayasa imajinasi untuk menciptakan kepentingan ideologis bagi hegemoni penguasa Orde Baru.

Image hosted by Photobucket.comSaya mengenang saat itu, saya masih tidak pernah berani menonton sampai selesai, berikut juga; layar buram (karena terlalu sering diputar), darah dan kekejaman digambarkan secara gamblang. Bibir hitam tebal mengepulkan asap tembakau yang mengucapkan kalimat seperti; " ..Jawa adalah Kunci..", " Darah itu merah, jendral!" dan lain sebagainya. Ada juga irama musik genjer -genjer dan ini yang terpenting; GERWANI. Ada pula semboyan egaliter, " Sama rata!". Sebuah semboyan yang meniadakan wujud fisikal makna kata; "lebih" dan kelebihan dalam proporsi yang merata. Sehingga terciptalah kesan bahwa Komunis memang dibentuk menjadi menakutkan dan banyak yang merasa sedikit angker untuk menelusuri jejak bangkai salah satu partai terkuat di Indonesia ini dahulu, semua diakibatkan oleh besarnya dendam berdarah-darah puluhan tahun para pelaku dan turunannya. Semua dikonstruksikan sebagai tindakan kejam tak berperikemanusiaan dengan kredo agama, dan pemberontakan yang mengganggu asas kemerdekaan.

Dan kemudian sebagai sarana cuci otak paling efektif.

Ini semua karena kejelasan bahwa, masa silam merupakan konstruksi yang mampu menghadirkan rekayasa bentuk dan imajinasi. Dan penting untuk mengetahui bahwa ada semacam link yang hilang, ada semacam gap dan jarak yang membiaskan sebuah perjalanan panjang. Bentuk evolusi yang terputus.

Sejarah merupakan konstruksi tanda, visual dan linguistik untuk menelaah masa lalu yang tak akan pernah terjadi kembali. Sejarah merupakan fiksi verbal dengan tulisan sebagai realita. Dengan ini pernyataan atas sejarah sebagai sesuatu yang dikenang, adalah buah pemikiran dan distorsi pemaknaan yang tidak akan pernah diurai dengan jelas. Bagaimanapun kemenangan dalam sisi ideologis merupakan bentuk sejarah yang telah ditulis, dipakukan, dibentangkan dan dibekukan dan direkonstruksi dalam induk pemikiran kita.

Sejarah pada akhirnya dan memang, tak terlepas dari yang disebut pihak penguasa. kekuatan yang memegang peranan penting tentang dinamika otoriter keberpihakan. ideologi yang dijinakkan. Itulah upaya salah satu kekuatan yang terpenting dalam ideologi dijinakkan lewat apa yang disebut konstruksi imajinasi. Konstruksi diri sendiri sebagai anggota dunia ketiga, wujud negara yang ambigu, dan sedikit kacau. Itu berarti secara citra kita masih mengalami apa yang disebut sebagai penjajahan walaupun secara formal fisikal kita sudah merdeka.

Setelah Komunis hancur, maka kapitalis menyerang, istilah kasar yang sebenarnya kalau diurutkan dalam segi peran wacana memang membuat kita mulas. Sebagai contoh, kalaupun kita, di satu pihak, bisa berkata-kata tentang betapa kita membenci betapa berbahayanya ideologi pembebasan Amerika, dan juga produk buatan Amerika dan mengancam akan memboikotnya atau mengecam kebijakan negara-negara Amerika dan Eropa Barat. Di lain pihak kita berhasrat untuk mengonsumsi makanan, pakaian, sepatu, konsep tata negara, puisi, novel, film, lagu, ilmu, teknologi kalimat-kalimat yang yang diproduksi wacana kapitalisme global yang standar mutunya diregulasinya, distribusinya dikelola periklanan dan propagandanya, sirkulasinya disalurkan oleh ekonominya, konsumsinya digalakkan hasrat yang dibangkitkannya. Bentuk hasrat yang dimatikan dalam keliarannya. Dekonstruksi hasil sejarah yang sudah puluhan tahun dipermainkan lewat kaki tangan kekuasaan. Untuk membentuk tafsir baru, toh perang dan pada akhirnya kemenangan ideologis ternyata sudah sedikit banyak diciptakan oleh pihak yang menang dari dulu kala.

Ah, kalah karena propaganda.

Image hosted by Photobucket.comSehingga, pada akhirnya, pertikaian tentang ujung pangkal sejarah, dekonstruksi dan penyajian dilibatkan kedalam inteprestasi masing-masing yang memanfaatkan kekuatan media, citra dan ideologi bentukan masa kini. Toh, ideologi berakhir pada harkat manusia, dan imajinasi diri sendiri. Dan tak lupa lewat doktrin tentunya.

Dekonstruksi pada akhirnya membawa pada satu pertanyaan penting tentang keabsahan, otentik dan kenyataan. Seperti yang sudah sudah, memancing wujud upaya mengingat masa lalu yang dalam hal ini memang terjebak dalam pertikaian untuk mengulang imajinasi masa lalu. Dan menciptakan pemahaman dan posisi yang lebih penting dalam diri sendiri, walau pada akhirnya pernyataan (seperti ini yang cenderung) nihilis kritis dan menolak, serta mempertanyakan sejarah itu sendiri hanya berakhir dalam perdebatan tak berujung pangkal. Sialan.

11 comments:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
triesti said...

Juli lalu, kata cowo gue., di Tate gallery ada pameran poster propaganda Sovyet dari awal 1900-an. Dia bilang sampe 100 kali ada posternya. Tapi nerjemahin ke Inggrisnya suka salah. Gue marah2 dia ngga bikin foto sama sekali. Kali kalo di cek di sitenya ada.

wahyudi pratama said...

Udah jitak aja hehehehehe ..tate gallery yang mana tadi gue cek kok gak ada

wahyudi pratama said...

ini ada yang keren :

http://www.ce-review.org/00/8/images/posters8_socreal.jpg

triesti said...

koq di site yg internationalposter ngga ada yg ttg stakhanovite ya? jaman thn 30-an katanya itu propaganda sekali...

wahyudi pratama said...

stakhanovite itu kan gera'an budaya atau gerakan sosial aja ?? mumet ah lupa deh

nona cyan said...

Iya, jadi sebenernya sejarah itu gak ada yang bener? there's no such thing as the pure history. Everything has to be manipulated according to the needs of people who's gain power.

wahyudi pratama said...

iya ber, mungkin bener, tapi mungkin juga nggak, makanya kayaknya terlalu banyak belajar sama sejarah juga malah kacau balau nantinya ...IMHO

nona cyan said...

IMHO apaan?

wahyudi pratama said...

In My Humble Opinion ...ya semacem bahasa bahasa milis gitu

ikaria said...

revolusi belum berhenti kawan!