Saturday, June 04, 2005

Queens Of The Stone Age - Lullabies to Paralyze

"So thrilling, visceral experience . . ."

Gerombolan musisi 'sakit' dengan outfit pelayar dan tema tema absurd telah kembali. Dan mereka mengeluarkan album terbarunya, dengan musik yang lebih pelan tapi ....njelimet. Queens Of the Stone Age atawa yang lebih enak disingkat dengan QOTSA. Nick Oliveri, sang bassis yang suka telanjang di atas panggung dan telah lama ikut serta dalam album album QOTSA, keluar, dan mereka tetap membuat aroma rock n roll (padang pasir?) ala QOTSA dengan harmonisasi yang terasa kering dan gersang. Sejak album terbaiknya, Songs for The Deaf dirilis tahun 2002, kesibukan konser dan membuat band 'senang senang' seperti Mondo Generator, Eagles Of Death Metal, makin mencirikan kreativitas tunggal seorang Josh Homme, selaku otak QOTSA ini.

Image hosted by Photobucket.com

Kali ini dengan cover yang mencirikan sesuatu yang aneh dan ganjil, album ini banyak menuai kekecewaan dari para penggemarnya dan ekspektasi tentang QOTSA saat ini. Di album terakhir yang dirilis pada bulan bulan kemarin ini, terasa sekali aroma eksperimentasi, fuzzy guitars, dark metallic riffs, aroma Pshycedelic, Led Zepellin dan Stoner Rock. Simak track seperti " Little Sister"," "You Got a Killer Scene There, Man...","Everybody Knows That You Are Insane" dan track lainnya. Njelimet, gelap ...seakan mendengarkannnya pun seperti tak ada semangat, pedih sekali. Aneh tapi tetap menarik untuk disimak.

Image hosted by Photobucket.com

Bagi yang pernah mendengarkan album sebelumnya, dimana pentolan Foo Fighters dan ex-Nirvana, Dave Grohl turut serta, dan mengharapkan album ini sama dengannya, lupakan. Mungkin tidak se-perfect album Songs For the Deaf, tapi mereka tetap solid.

2 comments:

nona cyan said...

visceral itu apa?

wahyudi pratama said...

reaksi yang mendalam, atau memang mendalam (kata sifat)