"Read the text as you desire"
Teks merepresentasikan sebuah identitas, penyikapan, dan sesuatu yang berujung pada wilayah bahasa.
Sebuah bahasa adalah kultus langue. Kita berbeda untuk mencapai pelabuhan makna.
Penyikapan inilah yang dicomot oleh rekan saya, Handy Hermansyah pada pameran tunggal seni rupanya di galeri Sumardja ITB, 3-15 Mei 2005. Secara pribadi saya mengenal sosok ini semenjak kuliah dahulu di tahun pertama Seni Rupa ITB. Sebagai sosok yang pendiam dan cenderung pemalu namun pernah membuat sejumlah praktisi akademis di kampus kebakaran jenggot, saat dia menampilkan tema pseudo-sexualis dan karakterisik parodi relasi kasar vagina-phallus dalam karyanya, vulgar dan liar. Dan sampai saat ini pun, ketekunan dan proses kerja seninya menjadikan saya semakin respek dan kagum terhadap kerja kerasnya.
Wujud simbolik yang terekam dalam karya karya dalam pameran ini amatlah sederhana. Rangkaian huruf yang digrafir secara rapih dan masinal, dalam berbagai macam bahasa dan aksara dengan satu arti. Dengan posisi display di atas plat besi dalam wujud repetitif. Tanpa memberikan kesan untuk beristirahat. Dan kemudian terbayang dibenak saya, senandung lawas para pemuja Saussure; mengelaborasikan bahasa, tanda, persepsi dan makna.
Dia cinta kata kata rupanya.
1 comment:
Handi memang HEBAT Yud!
Memahami eksistensinya akan sama halnya dengan memahami rasa cinta yang mendalam.
Saya sudah kasih selamat padanya.
Tolong sampaikan lagi salam kedua saya, karena memang saya sangat SALUT padanya.
Post a Comment