Wednesday, March 16, 2005

Konsep manusia "se-utuh-nya dan sex"

Saya terpikirkan kembali tentang apa yang di sebut sebagai konsep 'manusia seutuh'-nya. Konsep 'manusia seutuhnya', inilah bisa jadi sebuah konsep utopis yang mencitrakan integritas moral, mental dan fisik secara luas. Tanpa kita sadari bahwa struktur institusional ini lebih menjadi alat bukti omong kosong tanpa menjelaskan dimensi lain yang bersifat amat sangat berpengaruh. Yakni persoalan seksual dalam diri manusia. Sebuah struktur moral yang baku, di pakai mengikat imajinasi naluriah manusia dan aspek praktik kehidupannya. Sekali lagi wacana sex diam diam dan juga tidak secara diam diam mendominasi harkat kelembagaan idiom praktis bersosialisasi. Instingtif gitu loh ....

Sex bukan lagi sekedar persoalan dasar semata tentang hubungan antara penis dan vagina, manikmati Sex dan di ambang rasa sakit, pornografi, Nudity and art, ke'tabu'an dalam aspek moral dalam masyarakat, dominasi gender, pemerkosaan, hubungan sex sesama jenis, penyimpangan sexual dalam berbagai kategori dan lainnya yang masih sangat banyak. Ternyata saya mulai sadar, hal seperti ini masih mendominasi wacana masalah dan praktik kehidupan sosial sampai saat ini. Bahkan semenjak era Socrates(4699 -399 SM), manusia telah menjadi objek kajian yang menyadari pun bagaimana dirinya menyikapi aspek biologis.

Image hosted by Photobucket.com
bloodsugarsexmagik, RHCP, 1991.

Sex menyimpan aspek pendekatan terhadap identitas dan eksistensi manusiawi. Walaupun awalnya di pandang sebagai sifat kodrat sekalipun , sex menyimpan masalah usang dan dalam tentang alur kekuasaan hidup. Semenjak simbol lingga dan yoni sudah terpatri puluhan ribu tahun lampau sampai sekarang pun, sex, masih menyimpan misteri. Anomali wujud yang enigmatik.Sampai mendefinisi ulang konsep penis dan vagina yang menyimpan hasrat kekuasaan dan spirit hidup. Gender di anggap memegang peranan mutlak sekiranya.

Sesungguhnya, salah satu aspek naluriah lainnya, yakni Libido bukan sumber terakhir yang mendorong hasrat manusia, tetapi pendorong terkuat dan mendasar tindakan manusia ialah kondisi eksistensinya, yaitu situasi manusia.Bagaimana menjalankan fungsi sebagai pilar peradaban, dengan menyadari diri sebagai Homo Sexualis.

Dalam wilayah filosofis, sex menyimpan struktur dasar dalam konsep diri manusia. Selain sebagai wujud simbolisasi Elan Vital, sex, alias daya hidup. Wahan ini mencakup dimensi aspek sosial dan saling ketergantungan di dalam proses relasi dan sosial.

Manusia pun masih bisa di sebut Zoon politicon, Homo Faber, Homo Economonicus, Homo homini Lupus, Symbolicum dan lainnya, mulai dari yang baik sampe yang serem serem hehehe :P

Manusia adalah salah satunya sebagai aspek terpenting dari Homo Sexualis. Ini jika saya berdasarkan struktur intern tentang fondasi dasar naluriah wilayah gender. Secara jelas, pemahaman tentang manusia dengan wilayah di luar tubuh, menciptakan konsep psikis secara androginisitas.

Wacana sex ternyata amat sangat berpegang teguh mencakup prinsip prinsip dasar kehidupan manusia. Kausalitas dalam diri, alam bawah sadar dan konten budaya terpancang wacana sex. Yang dimana dimensi ini trus berubah dan tidak akan sama dengan yang sebelumnya.

Itulah, sebuah pencitraan tentang dimensi seksual dalam diri manusia, yang secara tidak kita sadari lekat dalam korelasinya dengan kehidupan kekeluargaan dan masyarakat.


(Semoga apa yang ditelaah Foucault, Kate Millet, Rosemary Putnam Thong, Freud dan FX Rudy Gunawan masih bisa kita pahami )

2 comments:

wahyudi pratama said...

duh ...hehehehehehehehe hiya sih ....ada lagi ...lagu judulnya Thong Song ...ckckckckc

Martin said...

Hello nice blogg