Monday, February 14, 2005

Estetika Miring

Menciptakan Pemahaman Sempit ? Kesalahan Kesalahan yang di anggap benar ??

Dalam hal ini sang individu yang di masalahkan adalah kita.

Objek yang di tawarkan adalah Estetika. Kadar pemahaman dan nilai nilai relatif yang di tawarkan lewat bentuk yang di yakini menyimpan nilai nilai keindahan, keagungan, makna sosial, bercerita dan lain sebagainya.

Permasalahannya : Ada kesalahan yang dibenarkan berdasarkan kondisi dan pemahaman estetika yang terus berulang ulang di kemas dalam berbagai lapisan sosial yang mengakibatkan degradasi nilai nilai imajiner dan kurangnya pembelajaran yang baik atas akar masalah estetika itu sendiri dan pucuk pucuk persoalan.


Jean Tinguely, "Le Ballet des pauvres", 1961

Ada semacam permasalahan yang muncul ketika perpaduan tentang salah urus estetika di benarkan dalam nilai nilai aplikatif karya yang di tawarkan. Sikap estetika ini tentu sangat dipengaruhi oleh "sikap ideologi" dari individu , selaku objek politis dan kreatornya.

Sikap ideologi dimaksud tidak selalu berarti sang individu dan kreator harus berafiliasi kepada orientasi ideologi politik tertentu, karena yang demikian berarti ideologi telah mengalami formalisasi. Setiap yang mengalami "formalisasi" sering kali justru mengalami deviasi (penyimpangan), karena ideologi telah tereduksi menjadi aspek teknis. Sikap ideologi dimaksud lebih semacam world view (pandangan dunia), yaitu bagaimana manusia melihat alam semesta ini.

Ada permasalahan yang menarik ketika seorang Ahmad Sahal menyikapi Kultural Studi sebagai biang kerok kerancuan nilai nilai normatif estetika yang melemparkan wujud estetika sosial kedalam fenomena salah urus, dan memiskinkan jarak yang di anggap wajar untuk memahami asal usul dan tinjauan genealogis. Sebuah ketakutan yang dianggap wajar, dan perlu untuk disimak. Wujud purifikasi esensi wilayah estetika.Hasrat untuk lebih mengutamakan kebersamaan dalam keragaman dimana seharusnya institusi yang resmi dan terkait lebih menciptakan kesempatan pembelajaran pokok permasalahan dengan baik dan tepat guna.


Gilbert and George Dress-U-Up by David Gauntlett, featuring photography sampled from Nine Hundred (1999) by Gilbert and George.

Inilah, salah satu wujud kekhawatiran akan trendsetter, lihat bagaimana imaji penting di ciptakan berulang ulang sampai menohok titik jenuh daripada visual dan estetika penyajian gaya kehidupan dan sosialisasinya. Sebuah wahana praktik sosial yang penuh disiplin otonomi, di mana kehidupan dan pemahamannya menciptakan imaji dan wawasan estetika semu yang tertinggal dan terus berulang di bagian pucuk sosial sebagai penikmat dan permasalahannya.

Semoga hal ini bisa dimaknai dengan baik. Bagaimanapun juga semoga pemahaman tentang estetika sendiri bisa jadi amat sangat sulit untuk disamaratakan.Bukan sekedar bagaimana saya mengutip impian ideal tentang penyadaran di dalam masyarakat lewat estetika, dalam hal ini , seperti yang di tulis oleh George Lukacs (1885-1071), sehingga ada nilai nilai ideal yang berpjak pada pandangan realis.(Walau Lukacs, sendiri berangkat dari pemahaman kiri).

Estetika sendiri, kita percaya bahwa pada mulanya adalah perbuatan. Sang kata mengikuti, sebagai bayang-bayang fonetiknya.

No comments: