Saturday, February 05, 2005

Kesadaran Untuk Lebih Ngawur

Awal :

"...Anjrit, jalan jalan di Bandung sudah gak nyaman, debu di mana mana, pembangunan jembatan superbrengsek itu makin bikin gak nyaman, mau jalan kaki kena debu, naek motor nyedot asep, mau belanja mahal mahal,Ngeliat ABG dandan ala Niggah bikin sepet mata aja, Sampah di mana mana, Mau minum beer gak ada yang dingin, harga dvd di kota kembang naek seceng, macet menuh menuhin jalan aja dasar Setan ...bakar deh bakar ajaa semua !!..." ( wahahahaha )

Sekedar Memulai

Mencermati beberapa tulisan responsif dan ajuan kritis di media, di beberapa surat kabar, buku buku dan blog ini sendiri, ternyata menciptakan pemaknaan baru bagi saya sesaat sebelum mencoba menuliskan hal ini. Nuansa paradoksal, bagaimana mencermati ulang konteks yang saling berlawanan dan menilai kebersinggungannya masing masing. Yakinlah akan polemik yang diciptakan belum tentu cermat untuk di tafsirkan lebih jauh, tanpa mengenal lebih mendalam tema yang sedang tumbuh. Mungkin inilah salah satu wujud acuan kulit luar daripada eksistensi untuk melatih insting menuangkan ide kedalam tulisan.

Menulis bagi beberapa orang lebih merupakan satu satunya cara dan profesi dalam pekerjaannya yang menuntut untuk lebih giat dalam berkarya. Sama halnya beberapa orang yang mengalami katarsis dalam mewujudkan hal hal lain diluar rutinitasnya yang terjebak dalam lingkup industri. Hal mana yang mengakibatkan kerap munculnya letupan letupan emosi dalam memilah dan mencernakan kepentingan psikis dan berpikir. Sebagian lagi memilih keahlian merangkai kata kata ini dalam kondisi yang lebih penting, media ungkap gagasan karya dan keseniannya :)(untuk satu hal inilah yang memandang saya lebih respek kepada kaum penulis dan sastrawan)

Hehe:) bagi saya dalam mengamati hal itu sah sah saja, memposisikan sebagai penilai dan pengamat terhadap hal itu. Semakin banyak menulis semakin lancar mengapresiasikan gagasan, dan semakin giat membuka wawasan diri.

Menulis tanpa memperhatikan tema yang akan muncul, spontanitas, memelihara kesadaran intuitif, dan meyakini kebebasan berpikir dengan koridor koridor yang jelas, merupakan suatu proses yang tak terhenti begitu saja. Sama halnya bagaimana seorang seniman yang mengaplikasikan kepentingan objek dan visual dalam karyanya dan seorang desainer yang mengikuti kepentingan pihak lain sebagai latar belakang pekerjaannya. Proses bagaimanapun menyimpan catatan panjang untuk hal itu, yang sayangnya sering diruntuhkan oleh ego ego di pihak luar yang di terjemahkan dalam bentuk peraturan dan disiplin.

Kemudian

Polemik yang muncul dalam mengadaptasikan kedasaran berpikir di runtuhkan lewat hal yang disebut sebagai " Bercanda Sektoral". Inilah yang di camkan lewat dagelan dagelan Suroboyoan, apalagi canda ria Rumah Kostan serta Srimulat Minded. hal yang lazim adalah upaya saling memelesetkan kalimat kalimat awam dan garing tentunya. Hal yang jelas jelas bikin saya malas ketawa dan terheran heran kenapa sebagian orang bisa tertawa. Plesetan plesetan ala Marwoto (mungkin sodara Nikk sangat menggandrunginya).

Saya jadi ingat kartun di harian Kompas Minggu yang menceritakan hebohnya lagu lagu Peterpan baik di Mall, warung warung dan di jalan jalan, sampai sang tokoh menjadi gila karena Peterpan. Hal sama yang mengakibatkan selera humor saya berubah ketika banyak sekali suguhan infotainment dengan berbeda nama dan stasiun televisi dengan satu tema dan gosip yang sama, terbahak bahak melihat wajah sang artis yang menjawab sembarangan setiap di tanya terutama kasus Rockstar yang bertanggung jawab atas kehamilan sang kekasih di saat naik daun..Rockstar kan mestinya rock n roll sebelum insaf seperti Mark Wahlberg dan lebih lucu lagi tayangan misteri menganalogikan pesan pesan dan petuah team pemburu hantu yang berebutan memasukkan sang roh jahat kedalam botol.Dan dengan gerak segala jurus jurus pencak silatnya :P.

Belum lagi menyaksikan Spongebob, inilah hiburan yang bikin saya terbahak bahak sampai terbatuk batuk. Dibandingkan menyaksikan sang legenda Srimulat,Paklik Asmuni yang kebelibet lidah mengucapkan kata "Cekoslovakia" .

"Jaman sudah digital kok masih masuk masukin hantu kedalam botol, kenapa gak ke Hardisk aja sekalian dasar dodol ... "

- "What The ....!"-

Bukan salah bunda mengandung kalau dinda beranak (arghhhhh ....)

(Ajari saya untuk nulis lebih ngawur dong ...)

No comments: