Manusia adalah serigala bagi sesamanya …
Bagaimana mungkin menyikapi kalimat di atas tanpa melihat sejarah dan sisi lain yang terkait dengan Antroposentris ini ?
Kalimat diatas jelas menunjukkan term pada fakta terakhir dan istilah yang mengacu atas kesimpulan suatu kajian psikologis dan ilmu ilmu humaniora terhadap perilaku manusia.
Manusia menempati rating teratas dalam kehidupan di muka bumi. Setiap jengkal muka bumi menjadi acuan dan landasan sifat dan tingkah laku manusia dalam melakukan adaptasi dalam kehidupan, hal yang mana membentuk ras dan habbit yang terkait dengan kepentingan bangsa dan ras asalnya. Maka manusia berhasil menciptakan peradaban, ilmu dan budaya dan elemen penting penyikapan terhadap kehidupan sebagai kepentingan diri sendiri.
Manusia selalu mengalami progress dalam peradabannya, dengan berpikir maka manusia mencapai kemajuan pada masanya, sampai sekarangpun di masa modern, dengan pola berpikir modern, terutama dalam kerangka epistemologi dan kiprah keilmuannya, lama memandang realitas dalam kerangka dualisme subyek-obyek. Manusia, terutama akal budinya, dilihat sebagai subyek yang terpisah dari dunia obyektif luarnya.
Asal usul manusia menjadi amat sangat labur, batas antara agama sebagai ritus kepercayaan dan pegangan bathin amat sangat kontradiktif dengan ilmu Antrophologi dan Arkeologi, semisal.
Konteks kebudayaan dan kehidupan manusia sekarang menjadi amat sangat kompleks, penekanan pembalikkan dan perlawanan terhadap makna lama yang di redefinisi menjadi ke-sekian kalinya hal ini berubah dan bergerak. Makna sama dari sebuah peradaban yang di hembuskan ke arah perubahan. Hal mana yang tak bisa di tentang dan dan di lawan, niscaya upaya mempertahankan kebudayaan merupakan ketakutan akan perubahan.
Niscaya, kalimat di atas adalah hasil perenungan panjang terhadap perilaku manusia sendiri. Tanpa di sadari kita memiliki keinginan terpendam yang di wariskan turun temurun menurut ras dan genetis untuk saling menguasai, dan menuruti ego belaka.Secara pasti ras Manusia menuruti hasrat terdalam untuk berpetualang, menemukan tempat baru dan menjalankan proses regenerasi. Human-sense dalam humanisasi sewajarnya.
Apakah perang itu ?
a legal state created by a declaration of war and ended by official declaration during which the international rules of war apply....
Perang semacam suatu hal yang biasa dan biadab ..sejarah manusia erat kaitannya dengan perang itu sendiri, pekat dan lekat.
Wujud keinginan tuk saling menguasai secara paksa lewat kritikan naluriah atas nama institusi negara, perang adalah jaminan kelangsungan kehidupan dan kebertahanan masing masing ego dalam diri manusia.
Perang menjadi sosok penting dalam menunjang rasa dan empati terhadap kekuasaan, berlangsung dalam konteks atas nama dan jelas mengesampingkan kuasa kasih terhadap sesama, perang juga menjadi jalan akhir dan awal terhadap sesuatunya.
Bagaimana dengan bencana Alam ????? Alam yang memerangi manusia ? Dengan kejadian kemarin di Aceh, Srilangka, India, Bangladesh, Maladewa, Malaysia, Thailand dan lainnya ??? Alam telah berperang dengan manusia dan manusia adalah korbannya ...
Sungguh mengerikan. Belum pernah ada dalam catatan sejarah perang manusia yang menimbulkan begitu banyak korban kesengsaraan dalam waktu singkat seperti yang telah ditimbulkan oleh amarah tsunami Asia. Perang bukanlah nasib. Perang adalah nafsu amarah kebodohan manusia yang menyengsarakan.
Nasib dan takdir ...
No comments:
Post a Comment