Wednesday, January 12, 2005

Menyimak Budaya Populer



Belanja baju, nyobain sepatu, dengerin gosip, liat TV butut semua acaranya, molor pake kasur baru, beli buku,nonton TV, makan fast food, beli ini beli itu, bayar pulsa,bayar utang, nonton bola, ngumpulin maenan, ngetik SMS, maen game, beli CD dan DVD bajakan, kondangan, pacaran di mall, nginternet,ngeblog dan lain sebagainya blah blah ....

Secara sederhana, budaya populer-lebih sering disebut dengan budaya pop- adalah apapun yang terjadi di sekeliling kita setiap harinya. Apakah itu pakaian, film, musik, makanan, semuanya termasuk dalam bagian dari kebudayaan populer. Baik, sebelum kita lanjut lebih jauh, mari kita bahas definisinya satu persatu. Definisi dari popular atau populer adalah diterima oleh banyak orang, disukai atau disetujui oleh masyarakat banyak. Sedangkan definisi budaya adalah satu pola yang merupakan kesatuan dari pengetahuan, kepercayaan serta kebiasaan yang tergantung kepada kemampuan manusia untuk belajar dan menyebarkannya ke generasi selanjutnya. Selain itu, budaya juga dapat diartikan sebagai kebiasaan dari kepercayaan, tatanan sosial dan kebiasaan dari kelompok ras, kepercayaan atau kelompok sosial.

Membicarakan tentang hal ini, tak terlepas dari campur tangan industri yang membesarkan pengaruh musikalitas dan yang menjadi gaya hidup saat ini. Budaya Populer, yakni budaya yang terbentuk, merupakan produk industrialisasi, kajian budaya merangkulnya dan melihatnya sebagai ekspresi positif “orang kebanyakan” untuk bertahan. Kajian budaya mengatasi rasa ketidakberdayaan dalam menghadapi kekuatan-kekuatan pasar, politik dan teknologi global dengan mencari ruang gerak tekstual di antaranya.

Semoga dengan melakukan kajian budaya dalam hal ini, dapat memberikan ruang gerak teks dan wacana yang di baca lewat simbol dan perwujudan keseharian. Mengisi susasana sosial dan menjadi kebiasaan yang tidak bisa di hapus begitu saja.

Kebiasaan atau habit yang timbul menjadi satu pola konsumsi populer tersendiri ini telah mengekang kita dan tanpa kita sadari kita ikut terperosok dengan kebahagiaan kedalamnya. Kepentingan Borjuasi dan sebagainya dan sebagainya dan sebagainya ...

Mungkin kita bisa menakar pola konsumeritas untuk apa yang sesuai dengan kebutuhan . . .

mungkin inilah jalan yang aman dalam menghadapi arus besar metanarasi ini. . .

(terinspirasi oleh sakit perut sehabis makan gambar di atas)

3 comments:

nona cyan said...

MONEYYYYEEEEIITTT (kera mata duitan) gue udah nulis panjang2 keapus!!!! ini versi ringkasan deh.
baru bisa buka bloglo di rumah(jayalah telkomnet),kl d ktr stagnan sampe posting clockwork orange.
Tadi sore ni,pas jajan,kita pada ngomongin harga ponsel yg makin lama makin murah.Terus gue bilang,"Sebenernya harga yg memurah justru membuat orang menjadi semakin konsumtif,karena jadi makin sering membeli.We'll end up spending more than in 'the good o'l days'.
Sekarang ini masyarakat dikejar-kejar oleh budaya pop sehingga tersudut di pojok konsumerisme. Tekanan kiri kanan atas bawah dari sekitar menuntut setiap individu untuk memiliki benda yang secanggih anggota lain dari komunitasnya.Atau bergaya hidup setara dengan kelompoknya.(eh kok jadi bagusan yg ini ya kata2nya?)
sebenernya lo batuk ato sakit perut sih?

Budaya Pop said...

Wah, saya harus belajar banyak dari Anda. Terima kasih pencerahannya.

bp said...

sekarang org2 mengkonsumsi sesuatu tdk berdasarkan ideologi nya lagi.. org2 terjebak dalam budaya pop dan menjadi konsumtif.. semoga yang baca bisa lebih selektif dalam mengkonsumsi sesuatu.. :)