Wednesday, January 19, 2005

Untuk Gaya Hidup


ha ha ha

Menilik persoalan gaya hidup bukanlah sesederhana potret kelas menengah yang mengakomodir kepentingan gaya hidup kelas atas secara mentah. Urusan gaya hidup juga bukan monopoli kelas atas semata yang rata rata berurusan dengan duit. Tapi jika kita perhatikan, semua muncul karena apa yang di sebut ; pilihan Gaya !.

Dengan bergaya maka kita Ada, sebuah istilah yang menunjukkan bagaimana seluruh sektor dominan kehidupan masyarakat kita dan di kota besar pada umumnya telah mengindikasikan pilihan gaya hidup sebagai eksistensi identitas individu dan orang lain.

Karena gaya Hidup, lintas kelas antara tatanan ekonomi dalam masyarakat menghilangkan batasan.

Lihat bagaimana medium iklan, rubrik infotainment, infomercial serta advertorial di media ini ternyata dapat menghasilkan penanaman opini terbaru tentang gaya hidup. Semua orang ternyata memiliki kesempatan tanpa mengenal kelas untuk mengoptimalkan apa yang di sebut sebagai Hidup dengan Gaya.

Benar adanya, Gaya Hidup tak sesederhana istilah dan konsep semata.

Tiap orang mengalami estetisasi kehidupan sehari hari. Merek baju, maraknya brand, telepon seluler dan lain sebagainya fasilitator yang dibutuhkan para spektator yang dalam hal ini masyarakat untuk menjadi bagian sebuah proyek besar kapitalisasi industri, yang terkait dengan cecitraan.

Hidup menjadi laksana panggung besar dengan para pemainnya yang mematut matutkan diri di depan cermin dengan kostum yang terus berganti dan mencocokan diri terhadap sesama pemain dengan bahasa barang, dan melakukan ritual komunikasi tersendiri untuk memaparkan perbedaan dan keinginan memanipulasi citra diri sendiri demi mencapai apa yang di tonjolkan dalam identitas diri,dan seakan tanpa cacat.

(dari Idi Subandy Ibrahim,David Chaney)

No comments: