Friday, January 14, 2005

Akhir dari Orisinalitas


Jeff Koons, 1990

Orisinalitas bukan lagi sekedar makna solid,tapi menjadi elemen plastis dan labur.

Kalimat di atas mungkin ada benarnya ketika memahami konsep orisinal dalam kajian berpikir, wawasan dan produk. Makna penyampaian maksud orisinalitas tanpa di sadari telah di campur tangani oleh elemen elemen lain seperti eklektik,campur aduk lintas ideologis dan lain lain. Hal mana yang amat tidak memungkinkan term orisinalitas di pakai sebagai hal yang shahih kembali.

Produksi di era modern atau after modern ini, penggunaan elemen elemen eklektik dan retro, telah menjadi keseharian yang tak dapat di elakkan. Bagaimana konsep modern yang menganggap masa lalu sebagai sesuatu yang mengganggu sejarah dan harus di tinggalkan dengan pandangan ke depan, malah menciptakan panduan kedepan demi mencapai periodisasi modernitas. Hal ini jelas di rekonstruksi oleh masa yang di sebut sebagai post modern sebagai wujud dangkal kemajuan modern. Apapun yang disebut post mo adalah surga daripada berbagai macam perayaan dan pembauran elemen dalam segi narasi, waktu, simbol dan tanda.

Waktu malah menjadi elastis, identitas menjadi hibrid dan cecitraan yang populer kembali di canangkan dalam keseharian.

Dan saya rasa cukup untuk memperbincangkan orisinalitas.

Bagaimana dengan lokal scene ?

Saya setuju dengan pendapat beberapa orang yang saya kenal dekat mengatakan, modernitas dalam area lokal adalah pernyataan konyol jika di lontarkan untuk mengidentifikasi Lokalitas dan Post Modern. Untuk modern saja kita belum sampai .. apalagi sampai sejenuh itu untuk mengaktifkan bagaimana berpikir dalam wilayah post modern.

Narasi besar Negara dunia pertama bagi kita yang untuk ditelan mentah mentah.

Merayakan eklektik adalah kewajaran di mana tradisi dan modern masih menggapai rekayasa jaman dalam perjalanan lokal saat ini. Segala hal di kaitkan sebagai perpaduan dan identitas baru tanpa malu malu di akui lagi. Semakin dalam kita menggali semakin luas kemungkinan dari berbagai macam perubahan yang bisa kita pakai sebagai pola pola perayaan simbol baru yang tak lagi baru.

Apakah yang namanya Modern cukup pantas buat kita ?



(terinspirasi oleh tulisan jenonk dan karya karya Jeff Koons)

2 comments:

Anonymous said...

bertie: Sekarang gue tau ide tas2nya Anya Hindmarch darimana...D@mn!!..and i thought she was original,sold like hotcakes anyway.

wahyudi pratama said...

hmmmm bisa jadi memang terinspirasi oleh karyanya jeff koons ..tapi bukannya tas tas gitu udah ada semenjak tahun 80 an ...?? atau gue yang salah ya ?